Berkat CCTV Petugas Bandara Ahmad Yani Gagalkan Aksi Gendam
"Ia tampak panik dan bingung. Yang ia tanyakan hanya seputar kondisi anaknya. Karena curiga, kami memberanikan menggeledah isi tasnya," sambung Arif.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Daniel Ari Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang mengandalkan kamera pengintai atau CCTV untuk memperkuat sistem pengamanan.
Penggunaan fasilitas CCTV terbukti mempermudah tugas para personel Aviation Security (Avsec). Mereka bisa secara lebih mudah mengawasi setiap kejadian yang ada di bandara.
Squad Leader Terminal and Airside Bandara Ahmad Yani, Arif Budi Santoso, mengatakan, sejumlah peristiwa yang terjadi di area bandara tak pernah luput dari rekaman CCTV.
Pernah satu kali, berkat bidikan CCTV, pihak bandara menggagalkan aksi gendam di area terminal penumpang. "Seperti biasanya, saat itu tim sedang mengawasi situasi di bandara. Tiba-tiba terjadi hal janggal di area terminal, tepatnya di kawasan ATM Center. Tampak seorang pria mondar-mandir sambil menenteng tas," tutur Arif baru-baru ini di ruang kontrol CCTV Bandara Ahmad Yani Semarang.
Pria tersebut cukup lama wara-wiri di sekitar area. Tim curiga dan segera mendalami kejanggalan yang terjadi. Beberapa petugas membawanya ke ruang keamanan untuk diinterogasi. Namun, petugas sempat dibuat kewalahan karena pria tersebut tidak fokus.
"Ia tampak panik dan bingung. Yang ia tanyakan hanya seputar kondisi anaknya. Karena curiga, kami memberanikan menggeledah isi tasnya," sambung Arif.
Betapa kagetnya tim steelah membuka isi tas pria. "Isinya uang dalam jumlah cukup banyak. Dari situ, kami mulai paham kalau pria tersebut sedang di bawah pengaruh gendam," terangnya.
Petugas Avsec lantas berupaya menenangkannya. Setelah tenang, si pria yang awalnya bingung bisa menceritakan awal mula kejadian. Ternyata, ia panik karena mendapat informasi mengenai anaknya yang mengalami kecelakaan di Jakarta.
Informasi itu didapatnya melalui telepon dari seseorang yang tidak dikenal dan meminta sejumlah uang untuk biaya perawatan. Si orang yang menelepon itu diduga pelaku gendam.
"Itulah hebatnya CCTV. Keberadaannya memberi kami ruang dalam melakukan pemantauan," tandas Arif.