Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Korban Perdagangan Manusia: Saya 'Dinodai' 35 Tukang Ojek

Malang dialami gadis belia berusia 14 tahun ini. Ia telah menjadi korban Human Trafficking (Perdagangan Manusia) yang diduga dilakukan oleh oknum

zoom-in Korban Perdagangan Manusia: Saya 'Dinodai' 35 Tukang Ojek
net
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Malang dialami gadis belia berusia 14 tahun ini. Ia telah menjadi korban human trafficking (Perdagangan Manusia) yang diduga dilakukan oleh seorang oknum aparat yakni MY.

Kasus ini terkuak ketika gadis tersebut ditemukan warga di bawah Jembatan Ampera Palembang saat digilir oleh "anak-anak aibon".

Melihat gadis itu tak berdaya, warga pun mengantarkannya ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Palembang, untuk diberi pertolongan (diamankan), Kamis (26/2/2015) sekitar pukul 21.00.

Informasi yang berhasil dihimpun, pada Rabu (11/2/2015) lalu sekitar pukul 20.00, gadis ini pulang dari rumah ayahnya berinisial U yang ada di kota Palembang.

Ia mengaku tak tahan sudah diperkosa sang ayah sehingga minggat dari rumah ayahnya.

"Keluarga saya broken pak. Ibu dan ayah saya sudah cerai. Jadi sebelumnya, satu bulan yang lalu saya mencari ayah saya di Palembang. Sebelumnya saya tinggal dengan nenek di Baturaja," ungkap warga Batu Putih, Baturaja, OKU ini.

Karena ingin bertemu dengan sosok ayahnya, saat itu yang telah mengetahui alamat ayahnya, memberanikan diri untuk pergi ke Palembang dengan menumpang mobil travel.

Berita Rekomendasi

Namun bukan perlakuan yang baik didapatnya saat bertemu dengan sang ayah.

Selama satu minggu tinggal bersama ayahnya tersebut ia malah harus melayani nafsu bejat ayahnya.

"Ya tadinya saya pergi ke Palembang, ingin mendapatkan perlidungan dari sang ayah. Ingin disayangi seperti anak-anak yang lain. Tetapi sama saja, tidak di Baturaja tidak di Palembang saya di perkosa. Saya pergi ke Palembang, karena sering diperkosa om saya," katanya Jumat (27/2/2015).

Karena tak tahan terus diperkosa sang ayah, ia pun pada Rabu (18/2/2015) sekitar pukul 18.00, kembali kabur dari rumah ayahnya.

Dengan bermodalkan uang Rp 20 ribu ia menumpang bus pergi ke rumah temannya di kawasan Timbangan 32, Indaralaya.

Namun saat tiba di sana, teman yang dianggapnya bisa menolongnya tidak bertemu.

Malangnya, ia malah bertemu dengan oknum aparat  itu. Ia diajak berkenalan, tapi bukan pertolongan yang didapatnya. Ia malah diajak jalan-jalan dan digauli sebanyak satu lagi di kawasan Timbangan 32. Setelah itu, ditawari YM pekerjaan.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas