Perajin Batu Akik Bisa Bawa Pulang Rp 3 Juta Sehari
Setiap harinya, Notatema Lase yang hanya tamat SMA ini bergelut dengan batu, mesin gerinda, dan mesin penghalus.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGSITOLI - Notatema Lase, pria berusia 33 tahun serta memiliki 1 istri dan 4 anak, memilih pekerjaan yang berdasarkan hobinya mengoleksi batu. Notatema lalu memilih menjadi penggosok batu.
Dia bisa menggosok batu menjadi batu cincin dalam tempo 30 menit. Sehari-hari, Notatema membuka lapak di galeri Batu Akik yang terletak di Pasar Ya’ahowu, Jalan Lagundri, Kelurahan Pasar, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara.
Tak hanya menggosok batu, dia juga biasa memberi edukasi bagi pemilik batu tentang tingkat kekerasan batu yang dimiliki serta memberi pengetahuan tentang batu yang dimiliki setiap pengunjung.
Setiap harinya, Notatema Lase yang hanya tamat SMA ini bergelut dengan batu, mesin gerinda, dan mesin penghalus.
“Kalau batu biasa Rp 50.000 dan cepat, mau titip Rp 40.000, dan batu jumlah banyak bisa nego saya hargain Rp 25.000,” tutur Notatema ketika ditemui, Senin (16/3/2015).
Tarif harga tersebut lebih mahal dibandingkan dengan jasa menggosok batu pada umumnya di kisaran Rp 20.000 per batu di beberapa tempat. Namun, dari hasil gosok batu akik inilah Notatema bisa hidup.
“Ehm, menggiurkan sih. Ya, jika dikalikan sebulan, saya bisa membawa uang lebih dari Rp 10 juta,” katanya sambil tersenyum.
Namun, penghasilannya sehari memang tidak tentu. Notatema mengaku biasa membawa uang sekitar Rp 500.000 dalam sehari. Bahkan, jika permintaan sedang banyak, dia bisa membawa uang Rp 3 juta sehari. Dalam sehari, pria ini bisa menggosok 50 sampai 100 batu.
Selain menyediakan jasa gosok batu, Notatema juga menjual berbagai jenis batu dan cincin atau lebih dikenal dengan istilah ikatan. Kendati harus merogoh kocek lebih dalam, banyak pelanggan yang justru meminta jasa Notatema untuk menggosok batu karena hasilnya sangat baik.
Penulis: Kontributor Nias, Hendrik Yanto Halawa