Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lapor Lihat Polisi Pungli, Ardi Malah Dibentak Polisi

Satu lagi tindakan kurang terpuji dilakukan sejumlah oknum kepolisian di kawasan Kalibanteng, Semarang, Kamis (2/4) kemarin.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Lapor Lihat Polisi Pungli, Ardi Malah Dibentak Polisi
WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
ilustrasi 

TRIBUNNNEWS.COM, SEMARANG- Satu lagi tindakan kurang terpuji dilakukan sejumlah oknum kepolisian di kawasan Kalibanteng, Semarang, Kamis (2/4) kemarin.

Seorang warga Manyaran, Ardiles Hartanto memergoki tiga oknum polisi melakukan pemungutan liar (pungli) terhadap beberapa pengendara di pos Polantas Kalibanteng.

"Kejadiannya sekitar pukul 13.30 WIB. Saat itu saya mengendarai sepeda motor hendak ke Karangayu. Sampai di lampu merah Kalibanteng, saya berhenti pas di bundaran, saat lampu lalulintas menyala merah.

Ada seorang polisi berada di barisan sepeda motor paling depan. Polisi tersebut mengendarai sepeda motor Vixion merah. Saat lampu menyala hijau, kami bersamaan melaju ke arah dealer Suzuki.

Saya melihat polisi tersebut memepet dua perempuan berboncengan mengendarai motor matic yang melaju bersamaan sewaktu lampu di bundaran menyala hijau," jelasnya kepada Tribun melalui sambungan telepon.

Melihat kejadian itu, Ardi mengurungkan niatnya menuju Karangayu. Ia meminggirkan sepeda motornya dan mendekati oknum polisi yang memepet dua wanita tersebut.

Oknum polisi itu menyita STNK milik wanita itu dan melaju ke pos Polisi Kalibanteng.

BERITA REKOMENDASI

"Saya dengar yang mereka perbincangkan. Maaf mbak, sudah tahu kesalahannya? Mbak menerobos lampu merah, sekarang ikut saya ke pos polisi," ujarnya menirukan gaya pembicaraan oknum tersebut.

Sebelum dua wanita tersebut menyusul ke pos polisi yang dimaksud, Ardi mengatakan agar dua wanita tersebut membantah kesalahan yang ditujukan pada mereka.

"Saya melihat sendiri, dua wanita yang ternyata mahasiswi IAIN Walisongo itu tidak melanggar lampu merah. Soalnya mereka melaju di belakang polisi yang menilang dua wanita itu. Saya katakan ke mereka (dua wanita yang ditilang--red), agar berani membantah tuduhan polisi tersebut," katanya.

Ardi pun mengatakan kepada polisi yang berada di pos polisi tersebut bahwa tuduhan terhadap para perempuan itu adalah tidak benar. Polisi pun menarik kembali tuduhannya dan mengganti dengan tuduhan baru.

"Setelah dua wanita tersebut berani membantah tuduhan si polisi karena ada saya sebagai saksi, si polisi mencari kesalahan dua mahasiswi itu dengan menanyakan SIM. Wanita yang mengendarai tidak memiliki SIM dan itu memang salah, tetapi prosedurnya tidak seperti itu. Kesannya mencari-cari kesalahan. Saya sarankan kepada dua mahasiwisi itu agar ikut sidang saja," jelasnya.


Setelah itu, Ardi melihat truk putih menepi di depan pos tersebut. Menurut pantauannya, seorang kenek turun memberikan uang Rp 20 ribu kepada seorang oknum polisi lainnya di pos itu.

"Saya berniat melaporkan hal tersebut kepada polisi yang berpangkat paling tinggi di dalam pos. Ada seorang polisi berpangkat balok satu (ipda), saya tanyakan kepadanya masalah pungli yang baru saja saya lihat. Eh, malah polisi balok satu itu marah-marah kepada saya, saya dibentak. Katanya saya tidak tahu apa-apa," paparnya.

Karena dibentak, Ardi pun balik ancam akan melaporkan kepada Polda Jateng. Sayang, Ardi tidak merekam kejadian tersebut. Meski begitu, Ardi hafal wajah wajah para oknum polisi itu. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas