34 Kepala Desa Keracunan Ikan Tongkol usai Diklat di Malang
Sebanyak 34 kepala desa keracunan ikan tongkol usai makan sajian yang disediakan oleh panitia diklat di Kantor Badan Pendidikan dan Pelatihan
Editor: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Sebanyak 34 kepala desa keracunan ikan tongkol usai makan sajian yang disediakan oleh panitia diklat di Kantor Badan Pendidikan dan Pelatihan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Jalan Kawi, Malang, Rabu (22/4/2015) malam.
Para kades itu awalnya mengeluh mual dan pening setelah makan malam. Menurut cerita Kamsun (57), Kepala Desa Carangrejo, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, sebelumnya panitia menyajikan makan malam dengan menu nasi, ikan pindang, terong, kemangi, tempe goreng dan sambal.
Makanan tersebut disajikan oleh empat orang penyaji, yakni Mohammad Gufron (21), Oka Prasetya (20). Keduanya adalah warga Jalan Binor, Kelurajan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing Kota Malang dan Khoiri Ariyanto (21), warga Jalan Janti Utara, serta Arif.
Awalnya, para kepala desa menyantap makanan yang disajikan dengan lahap.
"Saat ikan disajikan, kondisi warna ikan sudah gosong dan sangat keras. Setelah makan, banyak peserta mendadak merasa pening, dan mual-mual. Bahkan, ada yang sekujur badannya bentol-bentol dan merah," kata dia.
Melihat kejadian ini, Kamsun dan beberapa kades lainnya, lari ke klinik yang tidak jauh dari ruang makan, untuk memberitahukan jika beberapa temannya mengalami pening dan mual serta bentol-bentol.
"Ternyata, sudah ada beberapa kepala desa lainnya yang mengalami hal yang sama," kata dia.
Saat itu juga, pihak panitia mendapat laporan jika banyak kepala desa yang ambruk diduga keracunan.
"Panitia langsung membawa para kades ke rumah sakit," ujar dia.
Sementara itu, menurut Koordinator Badan Diklat Provinsi Jatim di Malang, Ramlyanto, bahwa kejadian tersebut sudah ditangani.
"Total ada 34 kades yang dirawat di rumah sakit, 17 orang dibawa ke RSSA Malang dan 17 lainnya dibawa ke RS Hermina," kata Ramlyanto, Kamis (23/4/2015).
Dia mengaku sangat menyesalkan kejadian tersebut.
"Dari peserta yang dirawat kondisinya tidak ada yang parah, semuanya sudah ditangani dengan baik," kata dia.
Kasus tersebut sudah ditangani oleh pihak kepolisian.
Kendati banyak peserta yang keracunan, diklat yang total diikuti 240 orang itu tetap dilanjutkan. Bahkan, besok peserta akan melakukan visinasi ke Tulungagung.
"Visinasi itu program, yaitu peserta diklat dibawa ke salah satu desa yang memiliki potensi. Tujuannya untuk memberikan motivasi kepada kepala desa lain untuk dapat mengembangkan potensi yang ada," kata dia. (Kompas.com/Yatimul Ainun)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.