Sani Tak Jual Meski Macan Dahan yang Ditangkapnya Ditawar Rp 1 Juta
Warga Desa Karang Agung Kecamatan Abab, seminggu terakhir dikagetkan dengan penemuan macan dahan yang masuk pemukiman penduduk usai mencari mangsa.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Sumsel, Ari Wibowo
TRIBUNNEWS.COM, PALI - Warga Desa Karang Agung Kecamatan Abab, Kabupaten PALI, seminggu terakhir dikagetkan dengan penemuan macan dahan yang masuk pemukiman penduduk usai mencari mangsa.
Macan dahan adalah hewan yang aktif berburu mangsa di malam hari. Namun, bisa ditemukan warga di siang bolong sedang merintih kesakitan dengan luka gores di bagian kaki sebelah kanan.
Hewan ini yang banyak menghabiskan waktunya di atas pohon dan dapat bergerak dengan lincah di pepohonan, diakui warga setempat melihat dari tubuh macan dahan yang masih kecil serta taring belum panjang dan berbintik hitam serta bulu kuning gelap, macan dahan itu ditinggali kelompoknya.
"Macan dahan itu, aku tangkap menggunakan kain saat sedang berjalan di halaman rumah aku, macan itu menikam saat ditangkap tapi ia menikam kain yang aku pegang," kata Sani (41), ketika ditemui Tribun Sumsel (Tribunnews.com Network) di kediamannya, Senin (11/5/2015).
Hingga saat ini, atau sejak satu pekan belakangan, Sani mengatakan selalu memelihara macan dahan sembari mengobati lukanya. Bahkan dia secara rutin memberi ikan segar sebagai santapan macan dahan itu.
"Aku pelihara macan dahan itu, ini hewan langka setiap hari macan dahan aku beri ikan sungai segar, bahkan banyak warga berdatangan ingin melihat macan dahan," katanya.
Diakui Sani, banyak warga yang ingin membeli macan dahan. Namun, ia tidak akan menjual macan dahan itu karena ia ingin memelihara hewan buas itu.
"Banyak yang sudah menawar untuk membeli macan dahan, ada yang Rp 1 juta bahkan lebih, katanya macan dahan banyak kegunaannya untuk obat tradisional bahkan ada juga yang meyakini kumis dan kulit macan dahan dijadikan sebagai jimat," ujar petani karet ini.
Selain itu juga, Sani dan warga setempat meyakini macan dahan itu, lebih dari satu ekor tinggal di dataran hutan tropis yang yang ada di Desa Karang Agung dan sekitarnya.
"Lebih dari satu macan dahan yang menempati dataran hutan tropis, ini saja anaknya macan dahan melihat postur tubuhnya, tapi macan dahan ini tetap garang bahkan jika ada manusia selalu menganga mulutnya menunjukkan taringnya," jelas Sani.