Peserta Jelajah Sepeda Papua Bertumbangan di Etape 'Maut'
Beberapa peserta Jelajah Sepeda Papua 'menyerah' di etape Bonggo-Sentani sepanjang 147 kilometer, karena banyaknya tanjakan.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Sonora, FX Liliek Setyowibowo
TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Etape kedua Jelajah Sepeda Papua lebih berat dibanding etape pertama. Beberapa peserta 'menyerah' di etape Bonggo-Sentani sepanjang 147 kilometer, karena banyaknya tanjakan. Selain itu, sengatan matahari membuat stamina para peserta terkuras.
"Ini etape terberat mas. Kemarin medannya datar, hari ini banyak tanjakannya. Selain itu, terik matahari sangat menyengat," ujar Wisnu, salah seorang peserta kepada Sonora, Kamis (4/6/2015).
Panas matahari hari ini mencapai 39 sampai 40 derajat celsius. Jersey peserta basah kuyup seperti orang habis kehujanan. Tak sedikit peserta mengganti jersey wajibnya. Berbeda dengan etape pertama Sarmi-Bonggo sejauh 123 kilometer, peserta tetap menggowes sepedanya.
Sebelum memasuki tanjakan maut atau tanjakan Aduh Mama, tujuh peserta sudah mulai dievakuasi. Namun setelah tanjakan tersebut, peserta yang dievakuasi lebih banyak lagi. Mereka tak berhasil menaklukkan tanjakan yang panjangnya puluhan meter.
Peserta yang mendapat 'bonus' atau jalanan menurun terkadang tidak bisa memanfaatkannya secara maksimal. Usai mendapat bonus tersebut, peserta dihadapkan pada jembatan rusak atau tengah dalam perbaikan. Ketika harus menghadapi tanjakan, mereka harus memacu dari nol kembali dan tidak bisa memaksimalkan 'bonus' yang mereka dapat.
Etape kedua harus diakhiri dengan evakuasi seluruh peserta. Ini dilakukan demi keselamatan bersama. Sebab, sebelum memasuki kawasan Danau Sentani untuk mencapai finish, hari sudah gelap dan penerangan jalan sangat minim. Ditambah jalan berliku dengan tanjakan dan turunan yang sangat berbahaya dan banyak kendaraan melintas.