Sejumlah Peserta Jelajah Sepeda Papua Terkena Demam Batu
Batu pancawarna selama ini identik dengan Garut, Jawa Barat. Tapi di Bonggo, Papua, ada batu sejenis pancawarna, tapi warnanya tak banyak.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Sonora, FX Liliek Setyowibowo
TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Demam batu akik juga menjalar ke sejumlah peserta Jelajah Sepeda Papua 2015. Obrolan batu akik menghiasi perjalanan mereka. Tiap peserta memiliki 'ilmu' sendiri-sendiri soal batu alam Indonesia. Bahkan, ada yang sudah menargetkan untuk mendapatkan batu asal Bumi Cenderawasih ini.
Setelah mengkhatamkan etape pertama Sarmi-Bonggo berjarak 123 kilometer, beberapa peserta membeli batu tak jauh dari kantor Koramil Sarmi. Dalam gelap malam dan penerangan lampu seadanya, peserta mendatangi sebuah warung yang dimiliki transmigran asal Tasikmalaya, Jawa Barat.
Tak banyak bahan atau batu cincin tersedia. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan hasrat pesepeda membeli bahan batu asal kota Bonggo. Batu yang tersedia jenis pancawarna. Sebuah lempeng batu berbagai ukuran dihargai Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu, tergantung ukuran dan kualitas motifnya.
"Saya enggak mengerti batu, tapi bolehlah saya beli," ujar Sabar Manulang yang membeli sebongkah batu Pancawarna Bonggo dan kemudian dipotong menjadi tiga bagian.
Memasuki etape kedua, Bonggo-Sentani yang berjarak 147 kilometer, sebagian peserta kembali berhenti begitu tiba di Bonggo Timur. Mereka singgah sejenak di hamparan batu khas Bonggo yang dijajakan Mama Ana. Sebagian dari peserta yang berhenti akhirnya membeli batu bongkahan seharga antara Rp 5.000 sampai Rp 20 ribu.
"Yang penting saya beli, enggak mengerti bagus atau enggak nantinya," ujar Agung yang membeli lima bongkahan seharga Rp 50 ribu.
Pada umumnya bongkahan batu yang dijual berbeda dari pancawarna asal Garut. Batu Bonggo dominan warna cokelat dan bagian tertentu ada warna putih tembus pandang jika disorot lampu. Memang, ada variasi warna merah dan hijau, namun jarang ditemui ada tiga sampai lima warna dalam satu batu.
Batu yang terkenal dari Papua sendiri adalah bebatuan dari Gunung Cyclop. Dari gunung ini ada beberapa jenis seperti Black Cyclop (mirip black jade asal aceh, hijau jika disorot lampu. Namun, tampilannya agak berbeda), Batu Jahanam, Pancawarna Cyclop dan beberapa jenis lainnya.