Hutan Lindung di Lereng Gunung Sumbing Terbakar
Kebakaran hutan terjadi di lereng Gunung Sumbing di perbatasan Kabupaten Magelang dan Temanggung, Selasa (16/6/2015) pagi.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG - Kebakaran hutan terjadi di lereng Gunung Sumbing di perbatasan Kabupaten Magelang dan Temanggung, Selasa (16/6/2015) pagi. Kebakaran diduga akibat ulang manusia yang membuang bara api.
Iwan Setiawan, administratur/kepala Kesatuan Pemangku Hutan (KPPH) Kedu Utara membenarkan bahwa kebakaran terjadi di petak 2A Resor Pemangku Hutan (RPH) Mangli, dengan luasan sekitar 5 hektar. Kawasan tersebut masuk wilayah Desa Mangli, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
"Kebakaran terjadi pada Selasa pagi. Saat ini masih dalam upaya pemadaman oleh tim RPH Magelang dan Temanggung," kata Iwan, Selasa siang.
Berdasarkan pantauan, asap pekat berwarna putih masih mengepul terlihat dari sisi timur gunung setinggi 3.371 meter dari permukaan laut itu. Kejadian itu juga tidak mengaikbatkan aktivitas warga terganggu, sebagian dari mereka masih mencari rumput untuk pakan ternak dan sebagainya.
Iwan yakin penyebab kebakaran di kawasan vegetasi pioner itu akibat perbuatan manusia yang membuang bara api, baik sengaja maupun tidak sengaja. Seperti membuang puntung rokok yang belum benar-benar padam ataupun membakar sampah. Kondisi itu diperparah karena hutan sedang dalam kondisi kering akibat musim kemarau.
"Kebakaran hampir selalu terjadi memasuki musim kemarau. Saya yakin 100 persen kebakaran diakibatkan oleh perbuatan manusia, baik sengaja maupun tidak sengaja," tandas Iwan.
Menurut Iwan, kebakaran juga sempat terjadi di kawasan hutan lindung Gunung Andong, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, sekitar dua minggu lalu. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam dua musibah itu.
"Kami imbau kepada para pendaki untuk berhati-hati membuang api, kalau mau membakar sampah sebaiknya di kawah agar tidak merembet kemana-mana," ucap Iwan.
Anwar Sanusi, Kepala Perhutani KPH Mangli Kedu Utara, menjelaskan lokasi kebakaran merupakan pos empat Siterbang yang merupakan titik istirahat pendaki Gunung Sumbing. Dia memperkirakan, upaya pemadaman membutuhkan waktu lama karena petugas harus mencapai titik lokasi hingga empat jam perjalanan di sabana antara lembah dan tebing Gunung Sumbing.
"Selain itu, tiupan angin sangat kencang menjadikan api cepat merambat ke semak-semak maupun dahan pohon dengan kondisi terik matahari kemarau," tandas Anwar. (*)