Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gara-gara Lirik Lagu Sahur, Ratusan Remaja Terlibat Tawuran

Beraskencur (berani senggol kepala hancur), Kaker (kayu api kerok), dan Semada (senggol mati darah) adalah kelompok penggemar tawuran di PPU, Kaltim.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Gara-gara Lirik Lagu Sahur, Ratusan Remaja Terlibat Tawuran
Tribun Kaltim/Mochammad Lutfi
Puluhan remaja, dan orangtua mendapat pengarahan dan sosialisasi tentang bahaya tawuran di ruangan Kapolsek Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kamis (25/6/2015). 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Mochammad Lutfi

TRIBUNNEWS.COM, PENAJAM - Tak mau kalah dari kelompok geng motor, ada kelompok remaja di Kalimantan Timur membentuk kelompok remaja yang gemar tawuran. Mereka punya identitas dan anggota.

Misalnya saja, di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Utara, ada kelompok yang menamakan diri mereka Beraskencur, akronim berani senggol kepala hancur. Ada juga Kaker (Kayu Api Kerok), Semada (Senggol Mati Darah).

Belakangan tawuran pecah, Rabu (24/6/2015) ketika waktu sahur tiba. Mereka yang tawuran didominasi ratusan remaja yang masih duduk sekolah. Para remaja ini asal Kelurahan Penajam.

Mereka terlibat tawuran di Jalan Unocol di dekat PT Chevron, karena dipicu lirik lagu yang dibawakan satu kelompok untuk membangunkan orang sahur bernada ejekan. Salah satunya menyebut WNB atau Warga Negara Bajo. Sementara di sana banyak anak-anak dari Suku Bajo dan mereka merasa tersinggung.

Ibu RT 14 Kelurahan Gunung Steleng, Asmadani, menuturkan tawuran dimulai Jumat (19/6/2015) pukul 19.30 Wita hingga 20.30 Wita, antara anak-anak Kayu Api dengan anak-anak RT 12, RT 11.

Tawuran dilanjutkan di depan kantor Dinas Kesehatan, Sabtu (20/6/2015) sekitar pukul 09.00 Wita. Tawuran kembali pecah kembali, Senin (22/6/2015) pukul 03.00 Wita hingga 04.00 Wita.

BERITA REKOMENDASI

Setiap kejadian polisi selalu datang. Namun tidak ada anak yang tertangkap. Puncaknya Rabu (24/6/2015) para remaja itu ada yang membawa panah dan gear motor. Beruntung tidak ada korban yang akibat tawuran itu.

Pada ahirnya Polsek Penajam mengadakan pertemuan dengan pihak kelurahan, orangtua para remaja dan Babinsa serta puluhan anak yang terlibat tawuran.

Pertemuan itu bertujuan untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan. Pertemuan itu berlangsung di Ruangan Kapolsek, Kamis (25/6/2015).

Kapolsek Penajam, AKP Soleh menyampaikan jangan sampai kejadian itu memakan korban layaknya yang terjadi di Balikpapan beberapa waktu lalu. Sehingga kepolisian memilih patroli rutin di kawasan rawan terjadi tawuran.

“Saya sudah menyampaikan ke mereka (anak-anak tawuran), di Balikpapan sudah ada yang meninggal. Apa kita mau seperti itu,” ujar Soleh.


Ia mengatakan pihaknya langsung ke lokasi begitu mendapat laporan terjadinya tawuran. Remaja yang ikut tawuran berusia antara 12 hingga 16 tahun.

Ia menegaskan jika masih juga terulang kejadian tawuran ini maka akan ditindak secara hukum. Tidak ada yang kebal hukum meski masih anak-anak juga bisa dihukum merujuk Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA).

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas