Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Usai Disalatkan, Jenazah Hariyati Dimakamkan di Pasar VI Tandem

Setibanya di rumah duka Jalan Kemuning Kelurahan Tandem Pasar Satu Binjai Utara, jenazah Hariyati angsung disalatkan di Masjid Al-Hidayah.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Usai Disalatkan, Jenazah Hariyati Dimakamkan di Pasar VI Tandem
TRIBUN MEDAN/DEDY SINUHAJI
Salah satu bagian pesawat Hercules C-130 milik TNI AU milik TNI AU berada diatas bangunan warga di lokasi jatuhnya pesawat tersebut di Jalan Jamin Ginting, Medan, Rabu (1/07/2015). Jatuhnya pesawat Hercules C-130, selasa 30 juni kemarin, pada pukul 12.08 WIB saat hendak menuju Tanjung Pinang tersebut mengakibatkan seratusan orang meninggal dunia. Tribun Medan/Dedy Sinuhaji 

Laporan Wartawan Tribun Medan, M Azhari Tanjung

TRIBUNNEWS.COM, BINJAI - Setibanya di rumah duka Jalan Kemuning Kelurahan Tandem Pasar Satu Binjai Utara, jenazah Hariyati (51) korban tragedi jatuhnya pesawat Hercules A1310 milik Angkatan Udara (AU) di Jalan Jamin Ginting langsung disalatkan di Masjid Al-Hidayah Jln dr Wahidin.

Tampak keluarga, kerabat dan tetangga korban turut mensalatkan jenazah Hariyati. Usai disalatkan jenazahnya langsung dibawa ke Pasar VI Tandem untuk dikebumikan.

"Tadi malam sudah banyak datang wartawan kesini, cuma belum mau kasih keterangan, karena berharap dia selamat," ucap Yusdi (52) kerabat korban saat ditemui di rumah duka, Rabu (1/7/2015).

Namun setelah pagi tadi mendapat kabar jenazahnya sudah bisa teridenfikasi, sejak saat itu barulah keluarga memasang tenda dan masyarakat terus berdatang.

Yusdi menceritakan, kepergian Hariyati dengan pesawat Hercules untuk menengok dan membantu anaknya yang sedang pindah dari asrama di Kepulauan Natuna.

"Dia dapat kabar anaknya Novita Handayani hendak pindah atau keluar dari asrama TNI, makanya dia pergi kesana untuk bantu-bantu," jelasnya.

Anaknya Novita Handayani merupakan PNS di Natuna. Sebelumnya Novita merupakan PNS di Batubaru, namun karena suaminya yang merupakan TNI AD dipindahkan ke Natuna, ia ikut pindah juga.

Tak berselang lama dipindahkan ke Natuna, suaminya dipindahkan kembali ke Kalimantan Barat. Masih kata Yusdi, karena suaminya dipindahkan lagi, Hariyati pun berencana keluar dari asrama.

"Lupa aku nama asramanya. Namanya juga seorang ibu, jarang jumpa dan tahu anaknya pindah, dia langsung putuskan berangkat," ucapnya.

Sebenarnya, Hariyati tak ingin pergi dengan pesawat Hercules itu. Namun, kalau dia menggunakan pesawat biasa harus transit dulu ke Batam dan dari sana harus naik kapal berjam-jam baru sampai ke Natuna.

"Kayak mana lah, kalau gunakan perjalanan biasa lama perjalanannya, makanya diputuskannya naik Hercules," ucapnya.

Hariyati saat berangkat ke Lanud Soewondo sekira pukul 10.00 kemarin pagi dan tidak ada yang menemani. Namun, tak lama berselang keberangkatannya, keluarga langsung menerima kabar pesawat tersebut jatuh di Jamin Ginting.

Jenazah haryati tiba di rumah duka dari RSU Adam Malik sekira pukul 15.00 WIB. Sebelum disalatkan, keluarga, kerabat dan warga mentahlilkan terlebih dahulu.

"Langsung dia disalatkan dan sempat ditahlilkan terlebih dahulu," ucapnya. (ari)

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas