TRIBUNNEWS.COM.JEPARA, -- Seorang warga Jobokuto RT 015 RW 001 Kecamatan Kota, Kabupaten Jepara, Serda Ainul Abidin (35) menjadi korban tewas kecelakaan Pesawat Hercules di Medan, Selasa (30/6/2015).

Selain Ainul, beberapa warga Jateng lainnya juga ikut menjadi korban jatuhnya pesawat milik TNI AU itu.

Suasana duka menyelimuti kediaman Chasbi (60), ayah Ainul. Kakak dan adik kandung serta anggota keluarga berkumpul di rumah yang beratap rendah itu. Kursi dan tenda disiapkan untuk kedatangan jenazah Ainul.

Mastika (38), kakak kandung korban mengatakan, meski Ainul sudah berkeluarga dan menetap di Pekanbaru, dia ingin jenazah Ainul dipulangkan ke Jepara. Begitu juga dengan anggota keluarga lain yang ingin melihat jenazah yang terakhir kali.

"Sudah dua minggu sebelum kejadian ini, mata saya kedutan nggak berhenti-henti. Kata orang Jawa kalau seperti itu akan ada kejadian yang membuat menangis. Ternyata betul, saya dapat kabar bahwa Ainul ikut dalam pesawat tersebut," katanya.

Terakhir keluarga berkomunikasi dengan korban saat menginjak hari ketiga bulan puasa. Dia meminta maaf kepada sang ayah lewat saluran telepon.

"Ainul telepon ke ponsel ayah saat puasa tiga hari. Dia mengatakan meskipun Lebaran masih lama dia mau meminta maaf kepada ayah dan keluarga," katanya.

Peluk anak bungsu

Ainul Abidin mengajak istri dan kedua anaknya ikut pesawat tersebut untuk pindahan ke Natuna.

"Karena tugasnya dipindah ke sana. Istri dan dua anaknya ada di Pekanbaru," kata Mastika, kakak kandung Ainul.

Ainul merupakan anak ke-4 dari pasangan Chasbi dan Almarhum Siti Qomayatun. Ainul bersama istrinya yang bernama Triastuti Indahsari (35) dan kedua anaknya yakni Rizki Putri Rahmadani yang duduk kelas 4 SD dan M Arif Wicaksono kelas 1 SD.

"Jasad Ainul gampang dikenali karena masih mengenakan baju tentara. Kata anggota di sana yang menelepon kemari, saat jenazah ditemukan berada dalam posisi memeluk anak bungsunya yang masih kelas 1 SD," imbuhnya.