Kunjungi Museum Bung Karno, GKR Hemas Kagumi Pahatan Naskah di Atas Batu
Menurut pengakuan GKR Hemas, karya yang paling menyita perhatian adalah pahatan-pahatan naskah di atas batu.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Wakil Ketua DPD RI GKR Hemas terlihat serius mendengarkan penjelasan Ketua Yayasan Kepustakaan Bung Karno Gus Marhaen saat mengunjungi Museum Bung Karno di Jalan Raya Puputan, Renon, Denpasar Senin (6/7/2015).
Sesekali Gus Marhaen menunjukkan beberapa koleksi dalam bentuk foto, buku dan naskah-naskah lama. GKR Hemas sesekali terlihat mengangguk-angguk dan menanyakan beberapa hal mengenai sejarah sejumlah koleksi.
Kunjungan GKR Hemas ini merupakan serangkaian kunjungan kerja ke Bali. Selain, mengunjungi Museum Bung Karno, GKR Hemas juga menerima penghargaan Putri Mahendradata Guna Pria Dharmasraya Pati dan melakukan kunjungan ke kantor DPD RI Bali. GKR Hemas mengaku sangat kagum dengan koleki Museum Bung Karno. Menurutnya keberadaan Museum Bung Karno dapat menjadi referensi untuk mengenal sejarah perjalanan bangsa.
"Saya perhatikan koleksi di museum ini sangat luar biasa karena mengumpulkan berbagai catatan sejarah, lengkap dengan peninggalan-peninggalan dalam bentuk benda sejarah," kata GKR Hemas.
Istri Sri Sultan Hamengku Buwono ke X tersebut mengatakan, bangsa Indonesia harus berusaha untuk mempertahankan dan melestarikan berbagai catatan sejarah. Dengan keberadaan museum akan menjadi media bagi generasi muda untuk belajar.
Menurut pengakuannya karya yang paling menyita perhatian adalah pahatan-pahatan naskah di atas batu. Beberapa kutipan teks pidato dan kata-kata bijak Bung Karno terpahat di atas batu dan dipajang di beberapa bidang dinding Museum.
"Yang paling saya kagumi adalah tulisan-tulisan yang bisa diimplementasikan di atas batu, bisa lebih mudah dihayati. Cuplikan-cuplikan naskah itu penting," kata GKR Hemas.
Dalam rangkaian perjalanan kali ini GKR mendapat anugrah Medali Jubelium Universitas Mahendradata tahun 2015 bidang perempuan. Penghargaan ini diberikan di istana mancawarna, Tampaksiring, Bali. Penghargaan ini diberikan atas dedikasi GKR Hemas dalam memperjuangkan keadilan dan kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki dalam membangun bangsa.
"Penghargaan itu bukan semata-mata penghargaan, tapi sekaligus bantu saya perjuangkan keadilan dan hilangkan diskriminasi," kata GKR Hemas.
Sesungguhnya posisi perempuan menurut Hemas sudah cukup baik. Dalam kancah politik perlahan-lahan sudah mendapat ruang dan pengakuan. Terbukti di pemerintahan perempuan sudah bisa menduduki posisi menteri dan menunjukkan prestasi.
GKR Hemas enggan membandingkan soal kualitas antara perempuan dan laki-laki. Karena tidak berkaitan langsung dengan persoalan gender.
"Kalau bicara kualitas, tidak semua laki-laki juga bisa menunjukkan kualitas. Jadi tidak bisa dibanding-bandingkan,” kata GKR Hemas. (rob)