Muncul Wacana Poros Tengah, Koalisi Majapahit Terancam Rontok
Peluang hanya muncul satu calon tunggal dan bakal tertundanya Pilwali Surabaya bisa jadi terpatahkan.
Editor: Sugiyarto
Saat ini, tim Koalisi Majapahit tengah merangking para calon mereka. Sudah diketahui bahwa ada 4 bakal calon walikota.
Yakni Dhimam Abror, Samsul Arifin, Sukoto, dan Angga.
Sedangkan calon untuk Wawali juga berjumlah 4 orang yakni Alim Basa Tualeka, M. Ilyas, A. Suyanto dan Siswandi
Secara eksplisit, Syamsul Arifin mengaku akan menunggu perkembangan di koalisi majapahit hingga Selasa besok.
Sebab saat itu koalisi yang terdiri atas 6 partai, PKB, Demokrat, PAN, PKS, Golkar, dan Gerindra akan menentukan siapa calon yang akan diusung dari koalisi majapahit.
"Sejak 2014 lalu kami selalu tekankan bahwa PKB Surabaya akan maju dalam Pilwali ini. PKB ingin running sejak awal. Dengan siapapun pasangan bakal cawawalinya saya siap untuk bertarung dalam Pilwali nanti," terang Syamsul.
Khusus Koalisi Majapahit, selama enam bulan PKB mengaku ada di dalam koalisi ini. Koalisi ini juga mengajak PPP masuk.
"Yang jelas, PKB tetap harus jadi kontestan. Terjemahannya bagamana dan bersama siapa, ikuti saja," ucap Syamsul.
Syamsul juga menandaskan bahwa dia akan tetap bersama koalisi Majapahit. PKB juga dikatakan tak ingin hanya mengntarkan Risma menjadi wali kota begitu saja.
Menurutnya, bergabung dengan partai lain itu harus dilihat kepentingan dan harus melihat visi partainya.
Sementara itu munculnya wacana koalisi poros tengah ini mendapat apresiasi Whisnu Sakti Buana, Ketua DPC PDIP Surabaya.
Namun cawawali PDIP ini belum mau berbesar hati dulu sebelum ada kepastian bahwa memang Poros Tengah terbentuk dan memastikan mendaftar ke KPU.
"Ya tak masalah kalau ada wacana seperti itu, tapi apa benar ada koalisi poros tengah. Tetap akan saya tunggu hingga mereka benar-benar mendaftar," kata Whisnu.
Koalisi Majapahit Bereaksi
Atas menguatnya wacana terbentuknya Poros Tengah, Ketua DPC Gerindra BF Sutadi bereaksi keras.
Jika ada anggota koalisi Majapahit yang menelikung dan menentukan pilihan politiknya, partai tersebut tak mengenal etika politik.
"Kami yakin bahwa PKB tetap ada di pihak koalisi Majapahit. Sebab, ini menyangkut etika dalam berpolitik. Etikanya harus diberi tahu," tambah Sutadi.
Namun ada indikasi kuat bahwa PKB memang dispekulasikan akan hengkang dari Koalisi Majapahit.
Indikasi itu diperkuat dengan perginya Syamsul dari kantor DPC PKB Surabaya pada malam tadi. Di saat yang sama, Syamsul saat ditemui di kantor DPC juga meminta izin keluar.
Bahkan BF Sutadi yang menjadi koordinator Koalisi Majapahit tadi malam juga mendapat pesan dari Syamsul Arifin, bahwa ketua DPC PKB ini akan datang terlambat dalam pertemuan Koalisi Majapahit.
"Syamsul izin telat saat kami bersama anggota koalisi menggelar petemuan," kata Sutadi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.