Belasan Santri Keracunan Seusai Santap Makanan dari Seorang Dermawan
Belasan santri ponpes Yatim Piatu Darul Yatama di Kecamatan Kalikangkung, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah mengalami keracunan
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.TEGAL -- Belasan santri Pondok Pesantren (ponpes) Yatim Piatu Darul Yatama di Kecamatan Kalikangkung, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah mengalami keracunan yang diduga setelah menyantap makanan pemberian dari seorang dermawan.
Informasi yang berhasil dihimpun, kejadian bermula pada hari Sabtu (1/8) siang, seorang dermawan memberikan paket makanan berupa mi instan, nasi kuning, dan minuman sereal kepada pihak ponpes.
Tak lama berselang, para santri (perempuan) yang berjumlah 12 orang itu, menyantap makanan tersebut secara bersama-sama.
Keesokan harinya, Minggu (2/8) pagi, mereka kembali menyantap makanan berupa mi instan bersama-sama. Namun, pada siang harinya para santri yang menyantap makanan tersebut mengalami gejala seperti pusing, muntah-muntah, dan diare.
Awalnya para santri tidak menyadari jika penyebab rasa pusing, mual, dan diare disebabkan oleh makanan tersebut.
Merasakan gejala aneh, para santri dibawa oleh pengurus pondok ke Puskesmas Pangkah. Karena kondisi santri tidak kunjung membaik, para santri yang diduga keracunan dirujuk ke RSUD Soeselo Kabupaten Tegal.
"Sabtu (1/8/2015) siang saya habis makan nasi kuning, terus besoknya Minggu (2/8/2015) pagi saya makan mi instan. Tiba-tiba siangnya saya tiba-tiba mencret, pusing, dan mual-mual," ujar seorang santri Rani, Senin (3/8/2015).
Kendati demikian, Rani tidak mengetahui apakah penyebab yang ia rasakan bersama 11 santri lainya berupa gejala mual, diare dan pusing itu, lantaran setelah menyantap makanan pemberian dari seorang dermawan itu.
"Saya nggak tahu, kenapa bisa begini. Tahunya, setelah makan mi instan pagi hari, terus siangnya gejala seperti ini muncul tiba-tiba," ungkapnya.
Mulanya 12 orang santri dibawa ke Puskesmas Pangkah. Karena dua orang yang diduga mengalami gejala keracunan ringan akhirnya memilih rawat jalan.
Sedangkan 10 santri kondisinya tidak berangsur membaik, kemudian dirujuk ke RSUD Soeselo untuk mendapatkan perawatan medis.
"Dari rujukan puskesmas kami awalnya terima 10 pasien yang mengalami gejala seperti diare, mual dan pusing. Namun, setelah mendapatkan perawatan medis di IGD," ujar Kepala Ruang IGD RSUD Soeselo, Muslih.
Setelah mendapatkan perawatan medis di ruang IGD RSUD Soeselo, kondisi para santri tersebut berangsur membaik. “Dari 10 pasien yang awalnya dirawat, lima di antaranya sudah diperbolehkan pulang," tambahnya.
Hingga kini, kata dia, tim pemeriksaan dokter di RSUD Soeselo masih terus melakukan observasi kepada pasien. "Pemeriksaan laboratorium sudah kami berikan, mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa,"jelas Muslih.
Muslih mengakui belum bisa memastikan untuk penyebab dugaan keracunan yang dialami para pasien.
"Kami masih menunggu hasil lab, koordinasi dengan Dinkes sudah kami lakukan," terangnya.
Hingga kini, dari pihak medis di RSUD Soeselo belum mengetahui makanan mana yang membuat pasien mengalami gejala-gejala tersebut. Namun, untuk mengetahui jenis makanan mana yang terdapat kandungan racun, seluruh sampel makanan yang dikonsumsi para santri masih dilakukan penelitian lebih lanjut di laboratorium. (nug)