30 Ton Sampah Sisa Muktamar NU
Kepala Dinas PU CKPTRK Jombang, Yudhi Adriyanto, mengatakan, volume sampah hasil pembersihan pasca-muktamar sekitar 30 ton.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Dampak dari Muktamar NU ke-33 selama lima hari di Jombang ternyata tak hanya mengeringkan rumput di stadion Merdeka dan Alun-alun Jombang, melainkan juga menyisakan sekitar 30 ton sampah berbagai jenis.
Paling banyak yang ditemukan petugas kebersihan dari Dinas PU Cipta Karya, Pertamanan, Tata Ruang, dan Kebersihan (CKPTRK) Pemkab Jombang adalah bungkus nasi dan botol plastik minuman.
Kepala Dinas PU CKPTRK Jombang, Yudhi Adriyanto, mengatakan, volume sampah hasil pembersihan pasca-muktamar sekitar 30 ton.
Rata-rata setiap hari sampah yang terkumpul 9 ton. Tumpukan sampah-sampah tersebut sebagian besar dipungut dari jalanan dan area muktamar.
“Ini bedanya dengan hari-hari biasa. Hari-hari biasa masyarakat Jombang membuang di tong sampah. Namun saat muktamar sampah dibuang di jalan, dan alun-alun area muktamar, sehingga petugas memungutnya dari sana,” kata Yudhi, Selasa (11/8/2015).
Karena volume sampah mengalami kenaikan, Dinas PU CKPTRK harus menambah jam kerja petugas.
“Sebanyak 30 ton sampah itu kami bawa ke (TPA) tempat penimbunan akhir Banjardowo untuk kami olah. Paling banyak bungkus nasi kotak dan botol minuman,” lanjutnya.
Seperti diketahui, Muktamar NU ke-33 digelar di Jombang, 1 hingga 5 Agustus lalu.
Pembukaan dan sidang-sidang pleno muktamar digelar di Alun-alun Jombang. Adapun stadion Merdeka, dipakai untuk Expo NU dan pertunjukan musik.
Sedangkan sidang-sidang komisi dilakukan di empat pondok pesantren (ponpes).
Masing-masing Ponpes Tebuireng, Ponpes Darul Ulum, Ponpes Tambakberas, dan Ponpes Denanyar. Keempat ponpes juga digunakan sebagai penginapan peserta muktamar. (Sutono)