Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sudah Satu Bulan Jalur Transportasi Sungai di Melawi Lumpuh Total

Musim kemarau yang terjadi sejak sebulan terakhir di Nanga Pinoh, Melawi, Kalbar, mengakibatkan transportasi sungai lumpuh total.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Sudah Satu Bulan Jalur Transportasi Sungai di Melawi Lumpuh Total
tribun pontianak/ali
SUNGAI DANGKAL-Sebuah tongkang berada di bawah jembatan sungai Nanga Pinoh Minggu (30/8), sungai tersebut dalam kondisi dangkal dan mengakibatkan jalur sungai lumpuh total dalam satu bulan terakhir. (ali) 

*Pengerukan Terkendala Anggaran

TRIBUNNEWS.COM, MELAWI - -Musim kemarau yang terjadi sejak sebulan terakhir di Nanga Pinoh, Melawi, Kalbar, mengakibatkan transportasi sungai lumpuh total.

Pasalnya sungai di daerah ini mengalami pendangkalan sehingga kapal tak bisa melintas.

Kabid SDF, dishubkominfo Melawi, Syarifudin mengatakan, sejak satu bulan lalu kapal pengangkut orang dan barang tidak bisa beroperasi.

Diantaranya, jurusan Nanga Pinoh-Nanga Kayan, jurusan Nanga Pinoh-Sayan dan Kota Baru, serta Nanga Pinoh-Serawai Sintang.

“Karena ada beberapa titik sungai yang tak bisa dillalui, karena dangkal, akibat tambang emas, khususnya untuk jurusan Nanga Pinoh-Nanga Kayan, ada dua long boat, Mandiri dan long boat Sahabat II semuanya tidak bisa jalan,” kata Syarifudin Minggu (30/8).

Kata dia, akibat tidak beroperasinya sejumlah kapan itu, masyarakat setempat kini hanya mengandalkan kendaraan roda dua saat akan berpergian ke ibu kota, tentu saja dengan biaya yang lebih mahal dan jarak yang cukup jauh.

Berita Rekomendasi

“Karena memang tidak ada pilihan lain, ya terpaksa pakai motor, kalau musim kemarau begini jalan masih bisa dilalui, namun kalau kena hujan jalan becek,” katanya.

Syarifudin mengungkapkan, pihaknya tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi masalah ini, kecuali menunggu hujan turun, agar sungai kembali pasang. Sebab untuk melakukan pengerukan pihaknya tidak memiliki anggaran.

“Sebenarnya pengerukan sungai ini sudah masuk dalam program, hanya saja tidak tercover dalam anggaran, karena saat pembahasan tidak disetujui dengan alasan output (pembuangan material) saat pengerukan sulit, jadi tidak bisa,” katanya.

Kedepan, kata Syarifudin pengerukan sungai terutama daerah yang masih mengandalkan transportasi air harus mendapat perhatian, supaya disaat musim kemarau seperti ini bisa segera teratasi.

“Sebab kalau sampai kapal tidak bisa beroperasi kasihan masyarakat, mau kemana-mana tidak bisa,” tandasnya.

Mamat warga desa Melamut, yang kuliah di Melawi mengungkapkan, selama ini dirinya selalu menggunakan kendaraan bermotor melalui jalan perkebunan kelapa sawit, karena jalur sungai .

“Kadang pakai jalur sungai karena lebih cepat dan murah, kita juga tidak capek, kalau pakai sepeda motor capek, jauh lagi,” katanya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas