Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gara-gara Anjing Berkelahi di Bawah Meja Makan Pak Bupati

Di Desa Matutuang yang ada di Pulau Matutuang, Kecamatan Kepulauan Marore, Sulawesi Utara anjing tidak terlihat sama sekali.

Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Gara-gara Anjing Berkelahi di Bawah Meja Makan Pak Bupati
Kompas.com/Ronny Adolof Buol
Susana yang nyaman, asri dan bersih di Kampung Matutuang, Kepulauan Marore, Kabupaten Kepulauan Sangihe. 

Tribunnews.com, Sangihe — Di Desa Matutuang yang ada di Pulau Matutuang, Kecamatan Kepulauan Marore, Sulawesi Utara anjing tidak terlihat sama sekali.

Begitu pun di Desa Kawaluso di Pulau Kawaluso yang merupakan salah satu pulau terluar Indonesia.

Kepala Desa Matutuang Hery Sumolang mengatakan, dulu warganya memang suka memelihara anjing, tetapi karena dianggap mengganggu dan sering mengotori kampung, warga lalu bersepakat untuk tidak lagi memelihara anjing.

"Jadi, waktu itu, ada kunjungan rombongan bupati, anjing di kampung ini cukup banyak. Waktu bupati sedang makan, anjing-anjing itu berkelahi di bawah meja makan dan hampir saja membalikkan meja itu. Sejak itu, kami bersepakat tidak akan lagi memelihara anjing," kata Sumolang, Senin (21/9/2015).

Warga desa pun kemudian menangkap anjing-anjing yang ada di desa dan memusnahkannya. Sejak itu, anjing tidak bisa dibiarkan hidup di Matutuang. Begitu pun di Pulau Kawaluso. Keberadaan anjing dianggap mengotori kampung.

"Kalau ada anjing, jalan-jalan desa kami tidak bersih karena hewan itu bisa buang kotoran di mana saja. Desa ini sudah terbebas dari anjing sejak lama sekali," kata Kepala Urusan Pemerintahan Desa Kawaluso Herry Totaeng.

Dengan tidak adanya anjing, warga juga terhindar dari ancaman penyakit rabies. Terlebih lagi, di dua pulau itu tidak ada petugas medis yang tinggal menetap, padahal tersedia bangunan puskesmas pembantu.

Berita Rekomendasi

"Ya, di sini kami cuma punya bidan desa. Tidak ada perawat, apalagi dokter. Jadi, kalau sakit, kami harus berobat ke Tahuna," keluh Totaeng.

Akses transportasi ke kedua pulau tersebut bukanlah perkara mudah. Kapal perintis yang disediakan oleh pemerintah menyingahi kedua pelabuhan hanya dua minggu sekali. Sementara itu, semua keperluan bahan pokok harus disuplai dari Tahuna.

"Jadi, kalau ada yang sakit berat dan harus segera ditangani dokter, terpaksa kami harus membawanya dengan perahu ke Tahuna. Sangat berisiko jika cuaca lagi tidak bersahabat dan musim ombak," kata Sumolang.

Dengan perahu pumpboat, Tahuna dapat ditempuh dari Matutuang sekitar empat hingga lima jam perjalanan, dan dari Kawaluso sekitar tiga hingga empat jam perjalanan.

Walaupun hidup di pulau tersebut dengan segala keterbatasannya, warga di Kawaluso lebih mengutamakan kesehatan dan kebersihan bersama. Demikian pula dengan warga Matutuang yang bertekad untuk tidak memelihara anjing.
(Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas