Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebarkan Meme di Instagram, Empat Siswa di Melawi Minta Maaf

Hanya saja dalam foto tersebut sudah diedit dan diberi tulisan “ Yang Kuat Selalu Berkuasa, Yang Lemah Selalu Merana".

Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Sebarkan Meme di Instagram, Empat Siswa di Melawi Minta Maaf
Kompas.com
Ilustrasi SMA. 

Laporan wartawan Tribun, Andre Ali

TRIBUNNEWS.COM, MELAWI  -  Gara-gara meme, empat Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Nanga Pinoh, Melawi, terpaksa harus membuat pernyataan ma’af kepada pihak sekolah.

Keempatnya dianggap telah melakukan pencemaran nama baik kepala sekolah, bahkan nama sekolah.

Keempat siswa tersebut sebelumnya telah mengunggah foto meme ke Instagram. Mereka mengedit foto kakak kelas mereka yang sedang dikenakan hukuman sujud mencium tanah di halaman sekolahan, dikarenakan tidak mengikuti salat dzuhur berjama’ah.

Di dalam foto tersebut tampak kepala sekolah H Nafi Muliyan, sedang mengawasi siswa sedang dihukum sujud mencium tanah.

Hanya saja dalam foto tersebut sudah diedit dan diberi tulisan “ Yang Kuat Selalu Berkuasa, Yang Lemah Selalu Merana".

H Nafi Muliyan yang mengetahui itu kemudian memanggil mereka dan para orang tua murid untuk menjelaskan masalah yang terjadi.

Berita Rekomendasi

Dia juga meminta kepada siswa yang terlibat untuk menghapus foto yang telah di upload dan beredar ke salah satu media social.

H. Nafi’ Muliyan, S.Pd Kepala Sekolah mengatakan bahwa sanksi hukuman bagi siswa yang tidak mengikuti shalat berjamah merupakan tindakan disiplin sekolah.

“Setiap murid di SMA Muhammadiyah kita wajibkan untuk mengikuti salat berjamaah, bagi yang lalai maka kami beri hukuman sujud mencium tanah, dikarenakan kita ini berasal dari tanah maka nantinya akan kembali ke tanah “ Jelasnya.

Menurut Nafi’ Muliyan dirinya tidak mengetahui dengan beredarnya foto di salah satu medsos tersebut. Ia justru mengetahuinya dari pihak lain yang lansung menghubugi serta mengirim foto ke HP nya.

Dikatakannya, sedikitnya sudah 8 orang yang menghubungi dan mempertanyakan masalah tersebut. Ada juga yang ingin mencari para siswa yang telah mengupload dan juga menyarankan untuk melaporkan kepihak kepolisian.

"Namun karena masalah ini masalah siswa-siswi sekolahan saya, maka akan kita selesaikan di sekolah saja, itu yang saya sampaikan kepada para almamater dan Guru-guru “ Ujarnya.

Nafi mengatakan, dirinya kemudian meminta kepada siswa-siswi yang terlibat untuk menghapus serta membuat pernyataan maaf di medsos tersebut dan juga akan dibuat peryataan tertulis untuk tidak mengulangi lagi.

“Karena ini menyangkut nama baik saya dan nama baik sekolahan ini” jelasnya.

Di tempat terpisah, Dikdasmen, Dewan Pimpinan Daerah SMA Muhammadiyah Kabupaten Melawi Drs. Uray Usman Saidi. As juga telah mendengar dan lansung menangapai permasalahan tersebut.

“ Apa yang dilakukan oleh para guru mengenai sanksi kepada murid, apabila dilakukan secara berlebihan, hal itu tentu perlu kami tinjau, bahkan kami tidak segan untuk memberikan teguran dan sanksi juga kepada guru yang bersikap reaktif, mengingat anak didik yang masih mencari identitas diri,” katanya.

Kata Uray, tindakan guru terhadap anak didik supaya untuk tidak melakukan sanksi fisik. Apabila hukuman bersifat positif mendidik tentu dukung penuh, sebaliknya guru maupun para orang tua murid saling memahami apa yang dilakukan oleh para murid merupakan pengaruh dinamika perkembangan tekhnologi.

“Tidak ada masalah yang tidak bias diselesaikan, oleh karena itu guru bersama orang tua murid untuk selalu mengawasi dan memperhatkan anak dalam mengikuti perkembangan media social “. Ujar Uray Usman. (ali).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas