Dinilai Sepihak, Surat Usulan UMK Semarang Dibakar Pendemo
Pihak buruh kecewa lantaran surat usulan dibuat tanpa musyawarah dahulu di dewan pengupahan.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Tribun Jateng, Galih Permadi
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Puluhan buruh menggelar unjuk rasa di depan kantor Wali Kota Semarang, Kamis (1/10/2015).
Dalam unjuk rasa mereka membakar fotokopian surat usulan rekomendasi Upah Minimum Kota (UMK) Semarang 2016 sebagai bentuk kekecewaan.
Pihak buruh kecewa lantaran surat usulan dibuat tanpa musyawarah dahulu di dewan pengupahan.
Nanang Setiono, Koordinator Umum LSM Gerbang menyampaikan bahwa surat usulan UMK diserahkan Pak Eddy (Kepala Disnakertrans) ke Pj Wali Kota tanpa musyawarah, alias diputuskan sepihak oleh Pak Eddy.
"Ini melanggar peraturan perundangan dan sesuai tata tertib Dewan Pengupahan Kota Semarang pasal 13. Kami prihatin dan kecewa atas kejadian ini," katanya.
Surat tersebut juga melanggar lantaran tidak ditanda tangani sekretaris dan ketua dewan pengupahan.
Surat tersebut hanya ditanda tangani Eddy Riyanto selaku Kepala Disnakertrans Kota Semarang yang juga ketua Dewan Pengupahan.
Pelanggaran lain yakni dalam poin kedua surat tersebut bertentangan dengan pasal 10 bahwa KHL harus disepakati dalam dewan pengupahan.
Namun dalam poin kedua dikatakannya seolah-olah sudah ditetapkan tapi ternyata belum ditetapkan.
Surat juga melanggar pasal 12 yang menurutnya seharusnya usulan rekomendasi UMK berdasarkan KHL, inflasi, pertumbuhan eknomi, produktivitas dan sebagainya.
"Tapi dalam surat disebutkan KHL sebagai pertimbangan KHL UMK. Masih banyak pelanggaran fakta dan data lain," kata Nanang.
Adanya hal ini, Nanang meminta mereka menyatakan sikap agar Pj Wali Kota segera mengembalikan surat usulan tersebut.
Selain itu memerintahkan ketua dewan pengupahan agar menyelenggarakan permusyarawaratan dalam membuat surat usulan, dan meminta tidak bermain-main atas surat usulan abal-abal yang diklaim sepihak.
"Kami juga meminta menunda mengirimkan surat usulan UMK Semarang ke gubernur Jawa Tengah," ujarnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Semarang yang juga Ketua Dewan Pengupahan Kota Semarang, Eddy Riyanto mengatakan pihaknya membuat surat usulan tersebut lantaran tidak tercapainya kesepakatan dalam beberapa kali rapat yang digelar.
"Aspirasi SP (Serikat Pekerja) dan Apindo kami akomodir semua melalui usulan tertulis ini. Ada usulan tertulis ini karena SP dan Apindo tidak tercapai kesepakatan. Seluruh lampiran berkas pleno kami lampirkan juga dan semua menunggu dari keputusan Pak wali," ujarnya.
Nilai KHL Desember 2015 dari Serikat Pekerja sebesar Rp 2.264.359,23, dari Apindo sebesar Rp 1.765.814,78, sedangkan dari Pemerintah sebesar Rp 1.863.925,19.
Usulan UMK 2016 yakni dari Serikat Pekerja Rp 2.520.231,81, Apindo sebesar Rp 1.765.000, sedangkan pemerintah sebesar Rp 1.863.925,19.
"Usulan UMK pemerintah naik 10,16 persen dibanding UMK tahun lalu dari usulan kenaikan 20 persen. Ini berdasarkan survey yang mendekati kondisi riil," kata Eddy. (*)
BAKAR USULAN UMK- Buruh melakukan unjuk rasa menolak surat usulan UMK Semarang di kantor wali kota Semarang, Kamis (1/10/2015).