Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

17 Anak Laki-laki Korban Pelecehan Seksual Ismail Perlu Perhatian Serius

Kasus pelecehan seksual yang dialami 17 anak laki-laki di bawah umur mendapat perhatian serius dari Kepolisian Daerah Kalimantan Barat.

Editor: Gusti Sawabi
zoom-in 17 Anak Laki-laki Korban Pelecehan Seksual Ismail Perlu Perhatian Serius
Warta Kota
Ilustrasi 

Tribunnews.com, Pontianak - Kasus pelecehan seksual yang dialami 17 anak laki-laki di bawah umur mendapat perhatian serius dari Kepolisian Daerah Kalimantan Barat.

Untuk itu, Kapolda Kalbar Brigjen Pol Arief Sulistyanto menekankan upaya pemulihan mental terhadap 17 anak yang menjadi korban paedofilia yang dilakukan oleh Ismail alias Andika, seorang penjaga sebuah masjid di Pontianak.

Polda Kalbar akan bekerjasama dengan Pemerintah Kota Pontianak dan orangtua secara serius untuk melakukan pemulihan mental anak secara terarah.

"Recovery terhadap belasan korban ini merupakan pekerjaan rumah besar bagi kita semua," kata Arief, Jumat (2/10/2015).

Upaya pemulihan tersebut antara lain untuk menghindari dampak trauma para korban, antara lain kemungkinan akan melakukan tindakan serupa karena merasa dendam dan sakit hati atas perlakukan yang dialaminya.

Selain dilakukan pemulihan terhadap para korban, pelaku juga akan dilakukan recovery, agar pelaku sembuh dan tidak mengulangi perbuatannya. Namun, penegakkan hukum tetap dilakukan. Untuk itu, Jenderal bintang satu ini pun meminta Polresta Pontianak untuk menangani kasus ini secara serius.

"Perkara ini sangat membahayakan bagi masa depan anak-anak bangsa. Lakukan langkah penegakan hukum dengan tegas, supaya yang bersangkutan tidak berkeliaran lagi di luar. Sambil nanti pelaku menjalani hukuman, tentu akan dilakukan upaya recovery terhadap pelaku, semoga bisa sembuh," katanya.

Berita Rekomendasi

Dari pengembangan penyidikan, terungkap bahwa ternyata pelaku pernah menjadi korban pelecehan seksual yang sama. Saat menjadi korban dalam kasus yang sama, saat itu pelaku masih duduk kelas 1 di salah satu sekolah di Jawa. Sehingga, ketika dia datang ke Pontianak, pelaku yang merasa dendam melakukan hal serupa.

Berdasarkan hasil visum, belasan korban tersebut hanya dilecehkan. Namun perbuatan tersebut tidak sampai merusak tubuh korban. "Dan ini yang perlu menjadi perhatian semuanya agar ini tidak berkembang," katanya.

Berawal dari kejadian masa lalu yang pernah dialami pelaku, melakukan recovery terhadap mental korban menjadi sangat penting. Pelaku dulunya adalah korban dan bagaimana jika korban saat ini menjadi pelaku dikemudian hari.

"Bayangkan jika ini terus berlanjut. Untuk mencegahnya mari kita bangun mentalnya kembali," ujarnya. (Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas