GP Ansor Minta Produksi Sandal Berlafaz Allah Dihentikan
Gerakan Pemuda Ansor dan Banser meminta sandal berlafal Allah segera ditarik dan dimusnahkan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, GRESIK – Pengurus Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (PC-GP) Ansor Kabupaten Gresik mendatangi PT Pradipta Perkasa Makmur (PPM), Jl Raya Wringinanom KM 33,2, Desa Sumberame, Kecamatan Wringinanom meminta sandal berlafal Allah dihentikan dan ditarik dari perederan, Selasa (13/10/2015).
Massa dari GP Ansor dan Banser (Barisan Ansor Serbaguna) langsung masuk untuk menemui satpam dan meminta dipertemukan dengan manajemen PT PPM.
Perwakilan empat orang anggota Ansor dan Banser yang dipimpin Sekretaris PC GP Ansor Kabupaten Gresik Agus Junaidy langsung menemui manajemen. Pihak manajemen PT PPM diwakili Manager Operasional.
“Tulisan lafal Allah di alas kaki sandal yang diproduksi sangat meresahkan warga khususnya umat Muslim di Indonesia," tandas Agus.
Gerakan Pemuda Ansor dan Banser meminta sandal berlafal Allah segera ditarik dan dimusnahkan.
“Deadline sampai Kamis lusa, jika tidak kami akan membawa massa Ansor dan Banser untuk menghentikannya,” imbuhnya.
PT PPM tetap berproduksi sandal tipe lain sesuai pesanan. Setiap harinya mampu memproduksi sandal sekitar 30.000 pasang sesuai pesanan dari pihak pemasaran.
Sejak diproduksi sandal berlafal Allah tersebut sudah dipasarkan hingga luar Jawa Timur dan di kota-kota besar seluruh Indonesia dengan harga Rp 15.000 perpasang.
“Perusahaan sudah bersedia menarik dan sudah membawa 600 pasang sandal ke gudang Polres Gresik untuk dimusnahkan. Termasuk mesin cetak sandal juga dibawa ke Mapolres,” katanya.
Selain itu, perusahaan beritikad baik dengan meminta maaf kepada masyarakat Indonesia, kepada PBNU dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sehingga masyarakat segera tenang dalam menjalankan ibadah masing-masing tanpa keresahan.
“Kami tunggu surat tembusan permohonan maaf ke PBNU dan MUI sampai Kamis lusa, jika tidak ada massa akan melakukan aksi penutupan,” kata Agus.
Terpisah, Kapolres Gresik AKBP Ady Wibowo mengakui pihak perusahaan PT PPM sudah diperiksa dan barang bukti sudah dimusnahkan.
“Mesin cetak sandal yang bermasalah sudah disita. Tapi sampai saat ini belum menemukan unsur kesengajaan dari perusahaan,” kata Ady.
Penulis: Sugiyono