Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kios Dibongkar Pihak Masjid, 33 PKL Ini Malah Merasa Senang

Ino dan puluhan pedagang lain tidak merasa diusir karena difasilitasi pihak masjid tempat relokasi.

Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Kios Dibongkar Pihak Masjid, 33 PKL Ini Malah Merasa Senang
tribun jateng/bakti buwono
Pihak Masjid Agung Semaran (Kauman) merelokasi puluhan pedagang kaki lima ke kompleks tanah lapang seluas 2,3 hektare. 

Laporan Reporter Tribun Jateng, Bakti Buwono

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG  -  Setelah lebih dari 15 tahun berjualan Soto Bakso di pinggir jalan Karangisan, kecamatan Gayamsari, Ino akhirnya pindah pada Rabu (14/10/2015).

Pihak Masjid Agung Semaran (Kauman) merelokasi dirinya dan 32 pedagang kaki lima lainnya ke kompleks tanah lapang seluas 2,3 hektare.

Sementara ia pindah, lapak lawasnya dibongkar oleh pihak keamanan Masjid Agung Semarang.

Ino dan puluhan pedagang lain tidak merasa diusir karena difasilitasi pihak masjid tempat relokasi.

Lengkap dengan listrik dan air meski agak menjorok ke dalam.

"Sadar diri sih mas. Orang kami juga sudah diperingatkan selama lima tahun terakhir kok," katanya di tempat relokasi.

Berita Rekomendasi

Hal senada juga diungkapkan Untoro, pedagang barang antik.

Menurutnya, cara yang ditempuh pihak masjid lebih manusiawi daripada pemerintah kota Semarang.

Semua pedagang dibangunkan kios dan dipusatkan di satu lokasi, masih di tanah milik masjid.

Tidak hanya itu, selama setahun berjualan di lokasi baru, ia tidak dipungut biaya.

Setelah itu, terkait harga sewa tanah masjid, akan dirembug.

"Enak mas, wong gak diusir gitu saja. Tapi disediakam tempat juga buat jualan yang lokasinya dekat. PRnya ya usaha lagi," ucapnya.

Ketua keamanan Masjid Agung Semarang, Donna Imam Susetyo memimpin langsung pembongkaran tersebut.

Ia mengatakan ada 33 pedagang kaki lima yang dipindahkan.

Pihaknya sengaja tidak memakai jasa satpol PP karena ingin menunjukkan bahwa pihak masjid bisa merelokasi dengan jalan damai, tidak asal membongkar.

"Semua fasilitas kami sediakan. Kami membangun 33 kios untuk pedagang. Kami buatkan akses jalan, penerangan, listrik hingga air di lokasi baru. Tempatnya hanya berjarak 50 meter dari lokasi semula," ucapnya.

Donna menjelaskan bahwa seluruh dana pembangunan kios ditanggung oleh pihak masjid.

Begitu pula tanah yang dipakai untuk relokasi.

Dalam pembongkaran lapak lama, para pedagang ikut membantu.

"Malah pedagang ada yang buatkan roti, es teh sampai indomie. Mereka sukarela membantu. Mereka senang soalnya tempat barunya difasilitasi," kata pria yang juga menjadi ketua pamswakarsa kota Semarang itu.

Dalam pembongkaran itu, hadir pula ketua umum organisasi masyatajat Putra Daerah (papda) M Rozikin.

Ia turut mengawasi jalannya pembongkaran.

Sepanjang tinggal di Semarang, baru kali ini ia melihat pembongkaran PKL tidak ricuh.

Menurutnya, pemkot Semarang bisa mencontoh cara menangani PKL dari Masjid Agung Semarang.

"Komunikasi dua arah bisa jadi solusi menghindari konflik. Penertiban pkl tidak harus d lakukan dengan cara pemaksaan," tegasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas