Dikabarkan Untuk Kaum Gay, Warga Karimun Resahkan 'Karimun Run, Colour and Foam Party'
Merebaknya isu acara Karimun Run, Colour and Foam Party merupakan acara kaum gay
Editor: Hendra Gunawan
![Dikabarkan Untuk Kaum Gay, Warga Karimun Resahkan 'Karimun Run, Colour and Foam Party'](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/panitia-acara-karimun-run-colour-and-foam-party_20151022_123804.jpg)
Laporan Tribunnews Batam, Elhadif Putra
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Merebaknya isu acara Karimun Run, Colour and Foam Party merupakan acara kaum gay membuat masyarakat resah.
Oleh karena itu, Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Karimun memanggil beberapa pihak yang terkait untuk melakukan pembahasan acara tersebut, Rabu (21/10/2015) siang.
Dalam pertemuan yang digelar di ruang Kepala Kantor Kemenag, Afrizal, turut hadir perwakilan panitia acara, Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan, Polres Karimun, Lembaga Adat Melayu (LAM), Majelis Ulama indonesia (MUI), NU, Muhamadiyah dan instansi terkait lainnya.
Afrizal mengatakan jika bisa atau tidaknya pelaksanaan acara Project Leader Karimun Run, Colour and Foam Party akan ditentukan dari hasil pertemuan tersebut.
Pihak-pihak yang diundang akan memberikan pandangan terhadap acara tersebut. "Izin seperti izin keramaian memang dari Polres. Tapi Polres juga tunggu hasil rapat ini," kata Afrizal sebelum pertemuan dimulai.
Sayangnya pertemuan dilaksanakan secara tertutup sehingga pewarta tak dapat dapat mengikutinya secara langsung. Namun akhirnya disepakati acara tersebut tetap akan digelar.
Usai pertemuan, Project Leader Karimun Run, Colour and Foam Party, Sri Rahayu Setyaningsih mengatakan peserta pertemuan meminta agar panitia menghilangkan tiga poin pokok acara. Yakni, tidak boleh menggunakan air, tidak boleh menggunakan busa serta tidak boleh menggunakan pewarna.
"Tiga poin itu yang diklarifikasidan kita menyanggupinya," tutur Sri.
Akan tetapi, dengan dihilangkannya ketiga kegiatan pokok tersebut, pihak panitia terpaksa harus kembali mengubah rundown acara. "Bagaimananya nanti kami rembukkan lagi," ujar Sri.
Mengenai isu yang merebak tersebut, Sri amat menyayangkannya.
Bahkan beberapa sekolah di Karimun melarang keras para siswanya untuk ikut dalam acara yang rencananya akan digelar pada tanggal 8 November nanti itu.
"Bahkan kepala sekolah akan memberhentikan siswanya secara tidak hormat. Sementara perwakilan Dinas Pendidikan di pertemuan tadi bilang untuk acara diluar jam skolah bukan lagi tanggung jawab sekolah," lanjut perempuan berhijab itu lagi.
Akibat isu tersebut, panitia juga kelimpungan untuk menjual tiket acara Pada acara yang pernah juga digelar sebelumnya, masyarakat sangat antusias sehingga tiket dengan cepat terjual.
"Biasanya sehari tu ratusan. Sekarang satu atau dua tiket saja sudah sukur," keluh Sri. (*)