Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jokowi Lebih Dulu Temui yang Bercawat Ketimbang yang Berbaju

Mereka SAD mengeluhkan tak ada rumah atau perumahan, dan tidak ada sumber penghidupan yang tetap.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Jokowi Lebih Dulu Temui yang Bercawat Ketimbang yang Berbaju
TRIBUNNEWS/Setpres/Rusman
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dialog dengan warga Suku Anak Dalam,di Desa Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Jambi, Sabtu (31/10/2015). Jokowi membagikan bantuan paket sembako dan paket kartu sakti terdiri dari Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Keluarga Sejahtera kepada masyarakat Suku Anak Dalam. TRIBUNNEWS/Setpres/Rusman 

TRIBUNNEWS.COM, SAROLANGUN -- Pertama kalinya Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Bukit Suban Air Hitam Sarolangun didatangi Presiden RI Joko Widodo.

Usai kedatangan Mantan Walikota Solo itu, sempat menimbulkan polemik di medsos soal dahulu mana Presiden dialog dengan SAD antara yang memakai cawat (celana dalam,red) atau yang berpakaian.

Personil Kodim 0420/Sarko Kopral Inf Husni Thamrin yang saat itu selaku penerjemah SAD dan saksi mengungkapkan fakta jika yang bercawat itu pertama berdialog dengan Presiden. Kemudian katanya, baru SAD yang memakai baju dikunjungi Jokowi. Dan itu dititik kedua.

"Baru kemudian SAD yang memakai baju. Dan orangnya pun berbeda. Tidak sama antara di titik satu dan titik dua," ujarnya, Senin (2/11) kemarin. Ia menyebutkan, di titik pertama atau di perumahan tenda itu, Presiden bertemu dengan empat orang SAD atas nama Meriau, Nyerak, Genap dan Ngelawang.

"Itu semua orang SAD, di titik pertama Pak Presiden dialog dengan mereka," katanya.

Disitu Presiden Jokowi kata Babinsa itu menanyakan, apa yang dikeluhkan SAD. Mereka SAD mengeluhkan tak ada rumah atau perumahan, dan tidak ada sumber penghidupan yang tetap.

Presiden pun katanya, kembali menanyakan ke SAD, kalau dibangun perumahan apakah mau menempati.

Berita Rekomendasi

"Jawaban SAD, mau nempati. Nah kalau mau dibangun, kira kira dimana tempatnya. SAD pun minta dibangun rumah di tempat penghidupannya, dan tidak mepet antara dinding satu ke dinding seperti rumah yang dibangun Kemensos," katanya, mengulang percakapan Presiden Jokowi dengan SAD.

Selain itu, SAD dititik perumahan tenda, katanya, minta dibangunkan sumber penghidupan seperti kebun dengan pengadaan bibit.

"Itu yang dititik pertama. Dari Presiden kemudian manggil pihak terkait, seperti Bupati, Menteri dan pihak terkait lainnya agar koordinasikan dan ditindaklanjuti," terangnya. Selesai dari situ baru Presiden Jokowi katanya, menuju perumahan Kemensos atau SAD dititik kedua. Disana pun Presiden kembali menanyakan apa keluhan SAD.

"Di titik kedua Presiden bertemu Tumenggung Tarib, Tumenggung Gerid, Prabung dan Bejalo," ujarnya.

Ditanya presiden keluhannya apa, mereka menyampaikan kendala soal penerangan dan minta disalurkan lampu listrik. Dari awal memang Presiden menyampaikan ke Bupati minta didukung penerangan petromak, tapi Bupati kemudian menyampaikan ke presiden.

"Kalau mereka pengen nonton TV Pak Presiden, itu kata Bupati. Setelah itu minta didukung sumber air bersih seperti sumur," ujarnya.

Kemudian Presiden Jokowi tanya ke dirinya, selaku Babinsa dan penerjemah.

"Pak Babinsa disini kalau pasang listrik berapa satu unit. Ya, saya jawab seperti pengalaman umumnya. Rp 2 juta persatu unit kwh, dan disitu Jokowi bantu 10 unit," terangnya.

Selain listrik Jokowi membantu fasilitas air bersih atau sumur gali. Jadi katanya, alhasil bila dikakulasikan Presiden bantu uang tunai Rp 30 juta. "Itu yang langsung tunai, yang nerima langsung Tumenggung Gerid, saya pun diminta sebagai saksi penyerahan bantuan Presiden itu ke SAD," katanya.

Sumber: Tribun Jambi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas