Kapolres Cianjur Bantu Beri Makan dan Bangun Rumah Ibu Pemasak Batu
Karena terlalu miskin dan tidak memiliki apapun untuk dimasak, istri Anun Suherman (45), Iyah terpaksa memasak sebongkah batu di dalam wajan
Editor: Yulis Sulistyawan
Rumah baru berukuran enam kali enam meter itu terdiri dari dua kamar tidur, satu ruang keluarga, dan satu kamar mandi. Sambil tersenyum, Anun bilang anak-anaknya yang belum bisa menjaga kebersihan.
"Ibunya terpaksa berulang kali mengepel lantai. Anak-anak terus saja lalu lalang dan loncat-loncat di dalam rumah," ujarnya.
Anun mengaku tak sedikit pun pernah menyangka akan bisa mendapatkan rumah baru yang selama ini bahkan memimpikannya pun tak berani.
Banyak pihak, ujarnya, mulai memberikan bantuan setelah sejumlah wartawan dari berbagai media massa mengangkat kisah hidup mereka tahun 2013.
Ada yang ngirim beras, ada juga uang ngirim uang belanja," kata Anun.
Namun begitu, ujar Anun, tak pernah ia bayangkan bahwa salah seorang yang kemudian datang mengunjunginya ternyata benar-benar mewujudkan mimpinya memiliki rumah.
"Kapolres Cianjur datang ke gubuk saya dua bulan lalu. Saat iku Kapolres bilang akan berupaya agar kami dapat memiliki rumah," kata Anun.
Masak Batu
Hampir 35 tahun Anun tinggal di gubuk reyot berukuran 4x8 meter di Kampung Bolenglang, Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur.
Dari pernikahannya dengan Iyah Khodijah (30), mereka dikaruniai tujuh anak, yakni Diana Safitri (12), Dinda Marisa (10), Risma (9), Ai Lestari (7), Ratna (5), Risna (2), dan Dede Siti Nurazizah (2 bulan).
Namun, Risma dan Ai Lestari sejak bayi sudah diambil oleh nenek mereka.
Menurut Anun, ibu kandungnya ingin ikut merawat kedua anaknya.
"20 tahun saya tinggal di gubuk itu, terus menikah. Kalau tinggal sama isteri di rumah itu baru 15 tahun," ujar Anun yang sehari-hari menjadi buruh tani itu.
Tak ada pekerjaan lain yang bisa diandalkan oleh Anun selain "nengah" atau mengurus sawah milik orang lain.