Penyebab 8 Rangkaian Kereta Babaranjang Anjlok di OKU Timur Belum Diketahui
Penyebab anjloknya kereta api batu bara rangkaian panjang (Babaranjang) masih dalam penyelidikan internal PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Sumsel, M Syah Beni
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG- Penyebab anjloknya kereta api batu bara rangkaian panjang (Babaranjang) masih dalam penyelidikan internal PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Hal ini diungkapkan, Humas PT KAI Divisi Regional III, Suprapto, saat dikonfirmasi Tribun Sumsel, Senin, (9/11/2015).
Dijelaskan Suprapto PT KAI masih melakukan penyelidikan dan belum bisa menjelaskan penyebabnya.
Ia mengatakan, masih terfokus untuk menormalkan kembali jalur rel yang mengalami anjlok tersebut.
"Jika sudah selesai, baru semua pihak yang terkait akan dimintai keterangan. Namun tetap kita lakukan penyelidikan, apakah ada sistem yang tidak bekerja," katanya.
Sebagai upaya antisipasi pihaknya akan mengintensifkan pembinaan sumber daya manusia, serta akan melakukan audit di jalur-jalur perlintasan rel kereta api, lokomotif, dan gerbong kereta.
"Khusus untuk rel kereta api, sebenarnya selalu kita lakukan pengecekan secara berkala, baik secara harian, bulanan, tiga bulanan, enam bulanan, dan pertahun," jelasnya.
Dalam peristiwa anjloknya kereta babaranjang tidak ada korban jiwa.
Ini merupakan bukti dari sterilisasi jalur kereta api.
Rel dan pemukiman atau bangunan harus berjarak minimal 11,75 meter.
"Ini untuk meminimalisir angka kecelakaan kereta api, namun ada beberapa orang awam yang tidak mengerti hal ini".
"Sehingga kita harus melakukan penertiban di beberapa titik yang bangunannya masih dekat jalur kereta. Kita terus melakukan sosialiasi terhadap mereka," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya kereta api babaranjang mengalami anjlok di Kelurahan Sungaituha, Kecamatan Martapura Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU Timur), minggu kemarin.