Gadis Asal Jogja Ini Terbang ke New Zealand untuk Mendongeng
Dara kelahiran Yogyakarta, 23 September 1992 tersebut mengaku sempat gugup awal pentas di luar negeri
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Hampir setiap anak kecil, baik di Indonesia maupun di luar negeri pernah mendengarkan dongeng.
Bahkan ahli berpandangan mendengarkan dongeng memiliki dampak yang besar bagi anak tersebut ketika dewasa dan itu dirasakan oleh Rona Mentari.
Nah, Rona ingin memberikan pengaruh baik dari dongeng ke generasi muda Indonesia sehingga ia memutuskan untuk menjadi pendongeng.
Sebagai pendongeng muda berbakat asal Yogyakarta, membuat mahasiswi Universitas Paramadina tersebut berhasil melanglangbuana ke seantero nusantara, bahkan luar negeri.
New Zealand, Sydney, dan Singapore adalah beberapa negara yang pernah menjadi panggungnya untuk mendongeng.
Dara kelahiran Yogyakarta, 23 September 1992 tersebut mengaku sempat gugup awal pentas di luar negeri.
Namun demi misi kebudayaan, dia kuatkan diri untuk tampil, dan berhasil mengantongi banyak tepuk tangan dan sanjungan dari penonton asing.
"Aku menggunakan wayang saat mendongeng di New Zealand. Tak hanya itu, walaupun memakai bahasa inggris, aku juga melantunkan sebuah lagu yang kental dengan busaya jawa. Nyinden tapi bahasa inggris, dan mereka suka," kenangnya.
Anak bungsu dari tiga bersaudara tersebut mengaku jika dongeng memiliki pengaruh yang kuat, terutama bagi anak-anak.
Dia dan para pendongeng yakin, jika anak-anak lebih mampu menyerap nilai dan pesan kebaikan yang dikemas dalam dongeng.
"Pentingnya dongeng tersebut membuat kami para pendongeng di Indonesia mendeklarasikan tanggal 28 November sebagai Hari Dongeng Nasional," tegasnya kepada Tribun Jogja.
Rona juga memiliki ciri khas tersendiri saat tampil sebagai pendongeng. Ia tak melupakan gitar kecilnya dan aksesori lain yang melengkapi penampilannya agar bisa menarik minat anak-anak untuk mendengar ceritanya.