Napi yang Tewas Akibat Bentrok di Lapas Kerobokan Pernah Jadi Pegawai Honorer
Robot merupakan satu dari dua korban tewas dalam bentrok antarnapi di Lapas Kerobokan, Kamis (17/12/2015) sore.
Editor: Dewi Agustina
Suwenta menuturkan, Robot memiliki tiga saudara. Satu saudara kandung, dan dua lainnya saudara perempuan tak sekandung.
Suwenta mengungkapkan, rumah tangga orangtua Robot kurang harmonis, sehingga berujung perceraian.
I Putu Sumariana alias Robot disebut-sebut pula sebagai mantan pegawai di Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar, tepatnya pegawai honorer di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Denpasar.
Waktu itu, lantaran jarang datang ke kantor, Robot akhirnya dikeluarkan. Apalagi Robot juga mulai akrab dengan minuman keras.
"Kalau saja dia dulu tidak begitu, dia pasti masih bekerja di Dukcapil (Pemkot Denpasar). Dulu dia kerap telat datang ke tempat kerja, sehingga tidak diperpanjang sebagai pegawai," tutur paman Robot, Made Suwenta yang sudah menganggap Robot sebagai anak kandungnya.
Suwenta juga bercerita bahwa setamat SMK, Robot jarang pulang ke rumah dan kerap kali ditegurnya karena akrab dengan minuman keras.
Tentang kasus apa yang membuat Robot mendekam di penjara sejak 4 tahun silam, Suwenta enggan menceritakan secara detail.
"Iya memang dulu pernah terlibat kasus pembunuhan," kata Suwenta yang enggan merinci kisah kelam Robot sampai masuk LP.
Kepada Tribun Bali, Suwenta dan seluruh kerabat hanya bisa menerima takdir Tuhan atas kematian Robot.
Mereka berharap agar peristiwa-peristiwa seperti ini diambil hikmahnya agar kasus-kasus serupa tidak lagi terjadi di Pulau Dewata ini.
"Iya kita ambil hikmahnya saja sekarang. Semua memang takdir Yang di Atas, mau bagaimana lagi. Mari jadikan pelajaran saja," ucap Suwenta.