Benarkah Sipir Terintimidasi Sehingga Loloskan Senjata Tajam ke Lapas Kerobokan?
Benarkan masuknya senjata tajam, senjata api dan narkoba di Lapas Kerobokan karena tekanan dari pengunjung dan tahanan berlatar ormas?
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Bali, Putu Candra
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Masuknya senjata tajam, senjata api dan narkoba ke dalam Lapas Kerobokan membuat publik bertanya-tanya bagaimana semua itu terjadi.
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Bali kini menginvestigasi dugaan pelanggaran prosedur yang diduga dilakukan oknum petugas Lapas Kerobokan.
Termasuk memastikan adanya indikasi tekanan yang dialami petugas lapas dari oknum tertentu sehingga membuat barang-barang terlarang masuk ke dalam lapas dalam jumlah banyak.
Berdasar hasil penyisiran pascabentrokan antarnapi dua ormas berbeda pada Kamis (17/12/2015), anggota gabungan TNI dan Polri menemukan ratusan senjata tajam, sedikitnya lima pucuk senjata api dan beberapa kilogram narkoba.
"Kami akan dalami lebih lanjut. Masuknya barang-barang terlarang itu berarti ada prosedur operasional standar atau SOP yang tidak dilalui," kata Sulistiono ditemui usai penyisiran di lapas pada Sabtu (19/12/2015).
Menurut Sulistiono, pihaknya akan tetap menginvestigasi secara formal meski lolosnya barang-barang terlarang itu bukan yang pertama kali terjadi di lapas terbesar di Bali itu.
Kanwil juga akan memeriksa pimpinan lapas terkait prosedur keamanan yang menyebabkan lolosnya senpi, sajam, hingga narkoba dan telepon seluler ke dalam lapas.
"Kami akan investigasi juga menanyakan kalapas kenapa SOP tidak jalan. Mestinya ada pressure sehingga barang-barang itu bisa masuk. Kalau ada, pressurenya itu apa? Kami akan dengarkan secara langsung dari Kalapas," tegas dia.
Ketika ditanya apakah masuknya barang-barang terlarang tersebut karena petugas lapas takut terhadap napi atau tahanan dari kalangan ormas, Sulistiono belum bisa menyimpulkan.
“Kita tidak bisa mengatakan itu. Kita akan lakukan investigasi lebih dulu. Jika kita temukan adanya tekanan dari napi ormas, maka kita akan meminta bantuan pengamanan dari kepolisian dan TNI,” tegas dia.
Kanwil Kemenkumham Bali berencana menambah penguatan dari aparat kepolisian di luar lapas untuk melakukan penjagaan apabila hasil investigasi ditemukan adanya unsur tekanan dari pihak tertentu.