Peringati 11 Tahun Tsunami, Merah Putih Berkibar Setengah Tiang Selama Tiga Hari di Aceh
Masyarakat Aceh sudah mempersiapkan berbagai kegiatan memperingati 11 tahun musibah gempa dan tsunami sejak 26 Desember 2004.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Muhammad Hadi
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Masyarakat Aceh sudah mempersiapkan berbagai kegiatan memperingati 11 tahun musibah gempa dan tsunami sejak 26 Desember 2004.
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, jauh hari sudah menerbitkan surat bernomor 360/28193 tertanggal 4 Desember 2015 yang meminta seluruh masyarakat berpartisipasi, mulai pengibaran bendera setengah tiang selama tiga hari, 25 sampai 27 Desember 2015 di seluruh Aceh, dan kegiatan bernuansa islami.
Gempa dahsyat berkekuatan 8,9 skala richter disusul tsunami meluluhlantakkan Aceh, sebagian negara Asia Tenggara, Asia Selatan hingga Afrika, Minggu (26/12/2004) pagi.
Aceh paling parah terdampak gempa bumi dan tsunami dan setidaknya ratusan ribu nyawa melayang di berbagai negara.
Instruksi Gubernur Aceh tersebut ditindaklanjuti pemerintah kabupaten atau kota yang meneruskan surat ke kecamatan dan kampung-kampung.
Misalnya Gampong Blok Sawah, Kecamatan Kota Sigli, Kabupaten Pidie, Aceh. Imum meunasah Gampong Blok Sawah, Herman Ansari, sudah mengumumkan pengibaran bendera setengah tiang selama tiga hari.
"Kepada warga supaya mulai tanggal 25, 26 dan 27 Desember mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang di depan rumah, di pertokoan dan kantor-kantor. Waktu pengibaran bendera mulai pukul 09.00 WIB sampai 18.00 WIB," ujar Herman melalui pengeras suara meunasah usai salat Magrib, Kamis (24/12/2015).
Menurut Herman, dalam surat itu berisi anjuran mengisi peringatan tsunami dengan berbagai kegiatan bernuansa islami diantaranya tafakkur, tasyakkur, dan tausyiah di masjid-masjid, meunasah, surau, dayah, pesantren dan rumah ibadah lainnya.
"Kali ini peringatan tsunami bertepatan dengan maulid Nabi Muhammad Saw. Masjid dan meunasah digelar berbagai acara tausyiah. Biasanya ada acara zikir. Ada juga keluarga yang selamat berziarah dengan membaca Alquran dan berdoa di kuburan massal atau kuburan keluarga," ujar Herman.