Kisah Dua Tahanan yang Berhasil Kabur dari Sel Hidup Terlunta-lunta dan Kelaparan
Seperti sudah diceritakan pada berbagai film bahwa hidup dalam pelarian itu lebih banyak sengsaranya.
Editor: Sugiyarto
Katanya, kalau dilihat orang, mereka disangka gelandangan.
"Keberadaan mereka itu terlacak, setelah kami mendapat informasi dari masyarakat. Katanya ada dua orang yang mencurigakan. Yakni, malam-malam, mereka berjalan kaki di rel, dengan kondisi keduanya seperti orang ketakutan setiap dilihat orang," paparnya.
Dalam pelarian mereka itu tak jauh beda seperti yang dialami Basuki. Yakni, sama-sama terlunta-lunta.
Katanya, sejak berpisah dengan Basuki di Gunung Gedang, Senin (21/12/2015) malam lalu, Edo dan Sariono sama-sama tak punya tujuan.
Sariono sendiri tak berani pulang, meski sempat lewat dekat desanya. Sebab, ia merasa percuma mampir ke rumahnya.
Selain bakal mudah terendus petugas, juga bakal kian menyusahkan keluarganya.
Apalagi, di rumahnya, juga sudah tak ada barang yang bisa dijual, buat sangu pelariannya.
Akhirnya, Sariono dan Edo, nekat berjalan kaki, dengan menuruti kata hatinya karena tak punya tujuan.
Mereka keluar masuk perkampungan pada malam hari.
Di antaranya, mereka melintasi empat kecamatan, seperti Kecamatan Gandusari, Wlingi, Doko, dan Kecamatan Kesamben.
Selama dalam pelarian itu, hidupnya bak gelandangan. Selain tak ada bekal buat makan, mereka harus bermalam di sembarang tempat.
Termasuk, pernah menginap di rel KA. Bahkan, kalau makan, mereka juga sempat meminta-minta ke warga.
Alasannya, mereka sedang kehabiskan bekal setelah mencari alamat keluarganya dan tak ditemukan.
"Banyak alasan. Yang penting bisa makan," ungkap.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.