Warga Setempat Tidak Mencurigai Aktivitas di Markas Gafatar
Walaupun banyak ramai kegiatan namun selama ini dianggapnya kelompok tersebut tidak pernah mengganggu warga yang lain
Penulis: Khaerur Reza
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Khaerur Reza
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Sebelum kosong sejak pertengahan Desember 2015 yang lalu, rumah nomer 23 di Kadisoka RT2 RW1 Purwomartani Kalasan Sleman yang menjadi rumah Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) selalu ramai dengan kegiatan.
"Banyak orang hampir setiap hari, kita gak tau kegiatannya apa," ujar Alfi, salah satu warga yang tinggal berdekatan dengan rumah tersebut.
Rumah luas dengan kebun di bagian belakangnya tersebut merupakan milik seseorang bernama Bardi yang selama ini tinggal di Yogyakarta dan sudah dikontrakkan kepada sekelompok orang tersebut sejak 2014.
Walaupun banyak ramai kegiatan namun selama ini dianggapnya kelompok tersebut tidak pernah mengganggu warga yang lain.
"Kegiatannya biasa saja seperti yang lain, tapi memang kalau ada acara ramai sekali yang datang dari mana-mana motornya banyak," ceritanya.
Dia juga menceritakan awalnya kegiatan organisasi tersebut terlihat positif seperti menanam dan menyemai bibit, namun lama kelamaan makin ramai dan dia tidak tau apa yang dilakukan oleh mereka.
Orang-orang yang mengikuti kegiatan tersebut juga disebutnya ramah walaupun warga tidak ada yang mengenal secara personal.
"Paling say hai, nyapa bentar biasanya," ceritanya.
"Soalnya orangnya banyak banget, yang jaga dan bermalam juga gantian jadi kita gak kenal orang satu per satu nya," tambahnya.
Selain itu tidak ada pakaian khusus dari organisasi tersebut karena mereka selama ini memakai pakaian bebas sopan, sehingga warga tidak menaruh curiga.
Rumah tersebut sendiri diakuinya sudah kosong sejak pertengahan Desember 2015, namun dalam beberapa hari terakhir masih ada satu dua orang yang mengambil sisa barang dari rumah tersebut.