Perawat DS Sarankan Pasien Bersalin di Rumah Sakit, Tapi Keluarga Menolak
Perawat DS sudah menasihati agar Farida Hanum menjalani persalinan di rumah sakit, namun keluarga menolaknya.
Penulis: Jefri Susetio
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Perawat DS sudah menasihati agar Farida Hanum menjalani persalinan di rumah sakit, namun keluarga menolaknya.
"Keluarga pasien datang ke rumah perawat DS meminta tolong pasien melahirkan. Melihat kondisi kehamilan dan bayi yang diduga besar, perawat DS bilang kepada keluarga, bahwa Farida Hanum harus dirujuk ke rumah sakit, tapi keluarga pasien tidak mau," ujar Dokter Binsar SpOG, spesialis kandungan di Rumah Sakit Umum Abdul Manan Simatupang saat dihubungi Tribun Medan pada Selasa (12/1/2016).
Binsar berujar, meski keluarga menolak untuk dirujuk, perawat DS tak dapat meninggalkan si pasien dan tetap membantu persalinan.
"Jadi apakah pasien ditelantarkan meskipun keluarga pasien tidak mau dirujuk? Kan tidak mungkin, apalagi Desa Aek Tarum Bandar Pulau sangat terpencil, jauh di perbatasan Asahan dengan Toba Samosir," terang Binsar yang dalam kasus ini sudah di-BAP di Polres Asahan.
Baca juga: Kepala Bayi Putus Ketika Lahir, Ini Penjelasan Dokter Spesialis
Binsar menuturkan, tidak benar menyalahkan perawat DS karena sebelumnya sudah menganjurkan keluarga untuk merujuk Farida ke rumah sakit, apalagi ada kabar beredar belum ada dokter atau bidan di Desa Aek Tarum, Bandar Pulau.
"Tugas pokok sebagai perawat DS sudah benar. Benar dalam aturan perawat tak boleh menolong tapi seharusnya dinas kesehatan sediakan tenaga bidan kerena bidan tak ada di sana," tegas dia.
Farida melahirkan anak ketiga dibantu DS, perawat di Desa Aek Tarum, Bandar Pulau, Asahan, Minggu (10/1/2016) malam, tapi dalam proses persalinan kepala bayi putus, dan badannya masih di rahim.
Usai melihat kepala bayi putus, DS meletakkan kepala bayi di kamar dan segera melarikan Farida ke Rumah Sakit Umum Abdul Manan Simatupang, tempat Binsar bekerja.