Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Senjakala Kai Radi, Sepeda Butut, Kalender dan Poster

Di usia senjanya, Kai Radi memilih berjualan kalender dan poster menggunakan sepeda butuh ketimbang menjadi pengemis jalanan.

Penulis: Rahmadhani
Editor: Y Gustaman
zoom-in Senjakala Kai Radi, Sepeda Butut, Kalender dan Poster
Banjarmasin Post/Rahmadhani
Di usianya sudah menginjak 72 tahu, Ahmad Radi, memilih membanting tulang menjual kalender dan poster ketimbang menjadi pengemis. Foto diambil pada Selasa (12/1/2016). 

Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Rahmadhani

TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Beberapa waktu belakangan foto seorang kakek penjual kalender membuat netizen Banua tersentuh.

Dalam foto yang banyak tersebar di Instagram dan Facebook, sang kakek penjual kalender hanya menggunakan sepeda butut.

Dia terlihat menjajakan kalendernya di Jalan R Suprapto, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tepatnya di seberang kediaman Gubernur Kalimantan Selatan.

Di pinggiran pagar Masjid Sabilal Muhtadin, yang letaknya berseberangan dengan kediaman Gubernur Kalsel, seorang diri sang kakek menjajakan dagangannya untuk bertahan hidup dan tak sedikit netizen terenyuh melihat perjuangannya.

"Terima kasih buat adminnya, memberikan motivasi dan rasa malu jika hanya meminta-minta tanpa ada usaha," tulis akun instagram @renda.naraya yang mengomentari foto sang kakek yang diunggah akun instagram @ketimbang.ngemis.banjarmasin.

Banjarmasin Post online berhasil menemui sang kakek pada Selasa (12/1/2015) siang, waktu itu ia tampak duduk bersila di samping sepeda bututnya.

BERITA TERKAIT

Tumpukan kalender dan poster terlihat di keranjang belakang sepedanya dan ramah sang kakek memperkenalkan dirinya bernama Ahmad Radi.

Sudah sekitar dua bulan belakangan pria berusia 72 tahun itu menjajakan kalender dan poster yang dibelinya dari Pasar Sudimampir.

Setiap hari dia menjajakan kalender dan poster menggunakan sepeda butut dari rumahnya di Teluk Tiram Banjarmasin Barat. Mulanya ia berkeliling Kota Banjarmasin menjajakan dagangannya.

Kai Radi meladeni pembeli poster dan kalender.

"Lama-lama ya capek. Faktor umur. Dua minggu ini jualan di sekitar Masjid Sabilal Muhtadin saja," cerita Radi.

Sebelum berjualan kalender, Kai (kakek) Radi berjualan bensin eceran.

"Tapi ditipu orang. Dibayari orang pakai uang palsu. Rugi semua. Kemarin dapat pinjaman dari teman Rp 75 ribu buat modal jualan kalender," kisah dia soal awal menjual kalender.

Dia mengaku sudah memiliki 12 orang anak. Saat ini ia sedang bermasalah dengan sang istri.

"Ya gara-gara anak kebanyakan, sering cekcok. Istri sekarang tinggal sama anak saya di Banjarbaru. Sekarang ya berjualan kalender ini saja buat anak-anak," kata dia.

Apa yang membuatnya terus berjualan di usia senjanya ini, Kai Radi mengaku teringat khotbah saat ia melaksanakan salat Jumat.

"Khatib bilang, kalau orang kaya, orang berpangkat dihormati itu biasa. Tapi kalau orang miskin, tak punya harta bisa dihormati, itu baru luar biasa. Makanya bagaimanapun keadaannya, jangan sampai mengemis," kata Kai Radi.

Ia sengaja memilih lokasi berjualan di depan kediaman Gubernur Kalsel. Sambil bercanda, dia berucap ingin mengetahui tanggapan gubernur jika tahu dirinya jualan di sana.

"Coba-coba saja. Kalau marah, ya pergi. Sat Pol PP juga begitu, mudahan tidak marah-marah dengan saya," sambung dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas