Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Desa Adat Tanjung Benoa Bersih-bersih Pulau Pudut, Tegas Tolak Reklamasi

Menurut dia, bahwa pemerintah tidak seharusnya memaksakan kehendaknya untuk mereklamasi Teluk Benoa.

Penulis: I Made Ardhiangga
Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Desa Adat Tanjung Benoa Bersih-bersih Pulau Pudut, Tegas Tolak Reklamasi
TRIBUN BALI/I MADE ARDIANGGA
Sekitar 300 warga atau masyarakat Desa Adat Tanjung Benoa melakukan aksi Tolak Reklamasi, Minggu (7/2/2016) sore. Aksi ini dilakukan dengan cara membersihkan Pulau Pudut dan pembersihan tanaman bakau di pulau itu, yang sedianya akan menjadi areal reklamasi oleh PT. TWBI. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga

TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA  -  Sekitar 300 warga atau masyarakat Desa Adat Tanjung Benoa melakukan aksi Tolak Reklamasi, Minggu (7/2/2016) sore.

Aksi ini dilakukan dengan cara membersihkan Pulau Pudut dan pembersihan tanaman bakau di pulau itu, yang sedianya akan menjadi areal reklamasi oleh PT. TWBI.

Bersih-bersih tolak reklamasi

Kadek Duarsa, Ketua LPM Kelurahan Tanjung Benoa menyatakan, bahwa masyarakat Tanjung Benoa sudah dengan tegas menolak reklamasi Teluk Benoa. Penolakan sendiri berkaitan dengan segala aspek yang sudah dikaji oleh masyaraka‎t.

"Kami melihat dari banyak aspek. Dan dari banyak aspek itu merugikan masyarakat Tanjung Benoa," ucapnya, Minggu (7/2/2016).

Menurut dia, bahwa pemerintah tidak seharusnya memaksakan kehendaknya untuk mereklamasi Teluk Benoa.

BERITA TERKAIT

"Sudah jelas-jelas ini ditolak oleh desa adat pesisir yang menjadi daerah terdampak lansung jika reklamasi di lakukan," tegasnya.

Selain aksi bersih-bersih Pulau Pudut dilakukan, masyarakat juga memasang dua spanduk sebagai sikap penolakan reklamasi teluk benoa.

Bersih-bersih tolak reklamasi

Masyarakat Tanjung Benoa sedianya meminta supaya Presiden Joko Widodo untuk membatalkan Perpres 51/2014 dan mengembalikan Teluk Benoa sebagai kawasan konservasi.‎

"Dan kami tegas menolak dan meminta supaya tidak ada proyek yang dapat merusak alam Bali tersebut," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas