Rumah Mujianto yang Rusak Bakal Dijadikan Monumen
Khusus rumah Mujianto, tanah dan bangunan rencananya akan dibeli untuk didirikan monumen kecelakaan.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Agus Supriatna menyatakan saat pesawat Super Tucano TT-3108 nyungsep ke dalam tanah di rumah warga di RT 05 RW 03 Kelurahan/Kecamatan Blimbing, Kota Malang, mesin dalam kondisi hidup.
Sebab pesawat mampu mengebor tanah hingga menyisakan ekornya saja.
Ia mengatakan, sebelum kejadian pesawat tengah menjalani uji coba terbang setelah pemeliharaan 300 jam terbang.
Tes seluruh sistem pesawat jenis itu dilakukan tiap 50 jam penerbangan. Tes sebelumnya dilakukan Selasa (9/2/2016). Rabu (10/2/2016), pesawat menjalani tes penerbangan sesuai performa.
"Saat mencapai ketinggian 25.000 feat, performance mencari kecepatan poin 56 marc number. Setelah (mencapai ketinggian) 15.000, dia calling. Setelah berhasil, pesawat melaksanakan tingkatan berikutnya untuk mencari kecepatan 320 knot," ujarnya, saat menggelar jumpa pers di Lanud Abd Saleh, Malang, Rabu petang.
Dari ketinggan 15.000 kaki menuju tingakatan selanjutnya, semestinya pilot memanggil ulang pada sistem. Akan tetapi, hal itu tidak terjadi sampai terdengar kabar pesawat jatuh di permukiman.
Sebelum pesawat nyungsep tanah, pilot sempat mengoperasikan kursi pelontar, sementara juru mesin udara (JMU) tidak.
Hal itu yang menyebabkan JMU pada petang hari ditemukan meninggal dalam kondisi masih di dalam pesawat.
Evakuasi bangkai pesawat diakui sulit karena lokasi berada di permukiman padat.
Pihak TNI AU, kata Agus, telah meminta izin pada pemilik rumah, Mujianto (54) yang tak lain adalah suami Ny Erma, korban meninggal.
Meski telah menyatakan persetujuan, Agus belum bisa memprediksi waktu selesainya evakuasi. Pasalnya, untuk memasukkan alat berat ke lokasi pun pihaknya mengalami beberapa kendala. Utamanya karena akses masuk yang sempit.
Dibangun Monumen
Terkait evakuasi, Agus menyebut telah membentuk tim yang didatangkan langsung dari Jakarta. Tim berangakat bersama dirinya Rabu siang saat informasi terkait kejadian menyeruak.
Sementara bagi warga terdampak, TNI AU bakal memberi ganti rugi.
Khusus rumah Mujianto, tanah dan bangunan rencananya akan dibeli untuk didirikan monumen kecelakaan serta sebagaan lagi digunakan untuk memperluas halaman musala di lokasi.