Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Belasan Santri Keracunan Ikan Tongkol Sudah Membaik

Belasan santri keracunan ikan tongkol kondisinya kini sudah mulai membaik dan diperkirakan dapat pulang ke asrama hari ini.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Belasan Santri Keracunan Ikan Tongkol Sudah Membaik
TRIBUN KALTIM/NEVRI
ILUSTRASI: Seorang pedagang pasar segiri, Ridwan mengalami sejumlah pengunjung membeli ikan yang harganya mengalami lonjakan sampai 10ribu perkilo, di Pasar Segiri semenjak januari 2013, Selasa (15/1/2013). Untuk harga ikan tongkol sebelum januari 2013 dijual seharga 18 ribu perkilo, kini menjadi 22 ribu perkilo, ikan layang dijual dari 18 ribu perkilo melonjak menjadi 28 ribu, sedangkan untuk ikan sabula atau jenis ikan sardin, dijual melonjak dari 5000 perkilo menjadi 7000 perkilo dikarenakan tingginya ombak di wilayah perairan di Indonesia termasuk Kaltim. (TRIBUN KALTIM /NEVRIANTO HARDI PRASETYO). 

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Santo Ari

TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Kasus keracunan massal menimpa santri Pondok Pesantren Tahfizh Quran Yatim Nurul Insani masih diselidiki Polsek Gamping, Sleman.

Sebanyak 53 santri mengalami gejala pusing, muntah-muntah, setelah sarapan menu tongkol yang disajikan pihak pondok pesantren pada Jumat (12/2/2016). Mereka yang terdampak keracunan tongkol dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Kesehatan Umum Muhammadiyah, Gamping.

Dari 53 anak yang keracunan, 15 anak harus menginap di rumah sakit untuk perawatan lanjutan, sedangkan lainnya di hari kejadian sudah diperbolehkan pulang.

Kapolsek Gamping, Kompol Agus Zainudin, mengatakan hingga Sabtu (13/2/2016) siang, keadaan santri yang dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping semakin membaik.

"Masih ada 15 yang dirawat, namun menurut keterangan dokter keadaan mereka makin mambaik," jelas Agus kepada Tribun Jogja.

Ia mengatakan, kemungkinan hari ini para santri sudah boleh pulang dan dilanjutkan rawat jalan.

BERITA REKOMENDASI

Polisi masih melanjutkan penyelidikan atas kasus keracunan massal tersebut. Petugas juga mengambil contoh makanan yang disajikan pondok untuk diuji di laboratorium.

Menurut Agus, tongkol sebagai menu pagi itu dimasak oleh dua pekerja dapur. "Kalau bahan baku makanan dibeli di Pasar Bibis Sidomulyo, Godean," jelas dia.

Sekitar satu jam kemudian saat para santri sudah bersekolah, tapi mereka mengalami gejala seperti keracunan makanan.

Sedangkan sekolah para santri tersebut ada di SMP Muhammadiyah 1 Gamping, SMP Negeri 1 Gamping, MAN Godean, MTs Mastitis, SMK Muhammadiyah Moyudan, dan SD Negeri 1 Gamol.

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas