Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kebakaran Lahan dan Hutan Hancurkan Bisnis Duku dan Durian di Muaro Jambi

Sejak Februari,semestinya masuk pada puncak panen duku, namun tahun ini tidak bisa menikmati manisnya penjualan duku Kumpeh.

Penulis: Dedi Nurdin
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Kebakaran Lahan dan Hutan Hancurkan Bisnis Duku dan Durian di Muaro Jambi
Kompas.com/Adrian Mozes
ilustrasi -- buah durian 

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Dedi Nurdin

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Kabut asap sudah berlalu, namun dampak dari kebakaran lahan dan hutan di provinsi Jambi masih dirasakan warga, terutama di kabupaten Muaro Jambi.

Selain mengalami gangguan alergi kulit akibat paparan asap, hasil perkebunan warga merosot tajam khususnya buah durian dan duku Kumpeh.

Sejak Februari, menurut keterangan warga sudah semestinya masuk pada puncak panen duku, namun tahun ini tidak bisa menikmati manisnya penjualan duku Kumpeh.

Sepanjang jalan sedikit berbeda jika dibandingkan dengan musim panen tahun sebelumnya. Lapak penjualan duku yang biasanya ramai terlihat sepi.

Tak ada geliat transakai jual beli duku, tak ada tumpukan buah duku di meja sederhana di sepanjang jalan mulai dari kecamatan Kumpeh Ulu hingga Kumpeh Ilir.

Salah seorang warga di Desa Tarikan mengatakan saat ini buah duku di musim panen awal tahun 2016 tak lagi bisa menjanjikan.

Berita Rekomendasi

"Pasalnya dalam satu hektar lahan yang berisi sekitar 120 batang duku hanya bisa menghasilkan sekitar dua ton saja. Berbanding jauh dari muaim oanen sebelumnya yang bisa menghasilkan hingga 20 ton," katanya.

"Waktu musim kebakaran kemarin putiknya banyak yang gugur. Duku ini dak bisa terlalu panas udaranya dan dingin nian juga dak bisa. Kalau waktu musim kabut asap kan terasa hawanya panas," kata salah seorang pemilik kebun duku yang sekilas di bincangi tribun.

Hal ini juga dialami hampir semua pemilik kebun duku di sepanjang jalan, mulai dari kumpeh ulu hingga kumpeh ilir.

Helmi, warga Mentaro mengatakan, pohon duku yang selama ini cukup menjanjikan bagi warga kini tak lagi berbuah manis di kantong celana.

"Buahnya dikit, nyusutnya drastis. Buahnya juga dak sempurna, sedikit keras kulitnya dan agak tawar," katanya.

Tak hanya duku, Helmi mengatakan hal serupa juga terjadi pada tanaman lainnya termasuk phono durian yang seharisnya pada bulan februari masuk musim durian.

Namun, faktanya banyak pohon yang tak berbuah karena saat kebakaran hutan dan kabut asap bertepatan dengan mulai munculnya putik buah durian.

Namun, karna pengaruh kabut asap yang mengakibatkan hawa panas membuat putik berguguran dan mengakibatkan pohon duriab tak berbuah.

"Buahnya kalaupun ada kalau biasanya 10 buah perbatang ini paling dapat satu. Itu pun sukur-sukur ada,"katanya.

Kejadian ini menurutnya persis seperti yang terjadi di tahun 1997 silam saat kebakaran hutan mengakibatkan kabut asap yang menutupi langit Jambi,"sama seperti itu, tanaman dak berbuah," kata Helmi.

Sumber: Tribun Jambi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas