Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Usia 15 Tahun, JS Badudu Sudah Mengajar di Sulawesi

'Waktu itu Almarhum telah mengajar di Sulawesi tepatnya di sekolah guru di Poso Tentena. Kemudian melanjutkan sekolah ke Makasar,' ujar Rizal I Badudu

Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Usia 15 Tahun, JS Badudu Sudah Mengajar di Sulawesi
TRIBUN JABAR/TEUKU MUH GUCI S
Suara drum mengantarkan jenazah Jusuf Sjarief Badudu menuju pusara Taman Makam Pahlawan Cikutra, Jalan Pahlawan, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (13/3/2016) sekitar pukul 11.00 WIB. Satu peleton anggota TNI berbaret coklat pun mengawal jenazah pakar Bahasa Indonesia dan Guru Besar Universitas Padjajaran tersebut. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG  -  Almarhum Jusuf Sjarif Badudu disemayamkan di Taman Makan Pahlawan (TMP) Cikutra, Jalan Pahlawan, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (13/3/2016).

Pakar Bahasa Indonesia sekaligus Guru Besar Universitas Padjadjaran ini berkarier sebagai pengajar sejak berusia 15 tahun.

"Waktu itu Almarhum telah mengajar di Sulawesi tepatnya di sekolah guru di Poso Tentena. Kemudian melanjutkan sekolah ke Makasar," ujar anak keenam JS Badudu, Rizal I Badudu, kepada wartawan di TMP Cikutra.

Usai menempuh pendidikan di Makasar, kata Rizal, Almarhum yang lahir di Gorontalo 19 Maret 1926 ini mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk mengajar di Pulau Jawa tepatnya di Kota Bandung.

Di Kota Bandung ia pun diminta untuk mengajar bahasa Indonesia.

"Almarhum baru bekerja di Unpad pada 1965 setelah lulus dari Fakultas Sastra yang ikut dibidanginya bersama rekannya pada tahun 60. Sebelumnya, Almarhum mengajar sebagai guru SMP dan SMA untuk bahasa di Kota Bandung," ujar Rizal.

BERITA TERKAIT

Suara drum mengantarkan jenazah JS Badudu menuju pusara Taman Makam Pahlawan Cikutra, Jalan Pahlawan, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (13/3/2016) sekitar pukul 11.00 WIB.

Satu peleton anggota TNI berbaret coklat pun mengawal jenazah pakar Bahasa Indonesia dan Guru Besar Universitas Padjajaran tersebut.

Letupan senjata laras panjang pun menyambut kedatangan jenazah JS Badudu. Enam personil TNI berbaret coklat menembakan senjata itu di gerbang pintu masuk menuju TMP.

Dengan langkah kecil, peti berisi jenazah Almarhum dipanggul enam prajurit TNI berbaret hijau. Keluarga pun mengiringi langkah para prajurit TNI di belakang peti yang terbalut bendera merah putih tersebut.

Suasana hening dan khidmat mewarnai prosesi pemakaman pria yang akrab disapa Yus Badudu itu. Cuaca yang begitu cerah juga turut mendukung kelancaran proses pemakaman pria yang meninggal pada usia 90 tahun tersebut.

Pemakaman Yus Badudu dilakukan secara militer yang dipimpin Mayor CZI Dede Syarifudin, selaku inspektur upacara. Letupan senjata laras panjang untuk kedua kalinya di pinggir pusara menjadi tanda jenazah Yus Badudu untuk dikebumikan.

Keluarga pun untuk terakhir kalinya melihat tubuh Almarhum yang terbungkus kain kafan hingga akhirnya tanah menutup lubang pusara. Isak dan tangis pun terjadi meski keluarga telah mengikhlaskan kepergiannya. Keluarga yang ditinggalkan pun mengakhiri proses pemakaman dengan menaburkan bunga di atas pusara.

Almarhum meninggal di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Sabtu (12/3/2016) sekitar pukul 22.10 WIB. Yus Badudu yang berusia 90 tahun itu meninggal karena sakit. Yus Badudu meninggalkan sembilan anak.

Selama kariernya, pria yang juga guru besar Universitas Padjadjaran ini mendapatkan sejumlah penghargaan di bidangnya. Almarhum pun melahirkan karya-karya tulisan dengan berbagai judul. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas