Santri Tewas Minum Solar Plus Oli Bekas, Motivasinya Masih Misterius
Seorang santri di Blitar, tewas beberapa hari setelah menenggak sola bercampur oli bekas.
Editor: Y Gustaman
Muhajir menambahkan, korban itu baru sebulan belajar di pesantrenya. Selain belajar, kalau siang hari korban juga giat ikut membantu para tukang bangunan, mengerjakan pembangunan gedung madrasah sebagai kuli.
"Wong, dia juga mengaku kerasan tinggal di sini. Anaknya juga baik, dan pendiam, bahkan tak pernah neko-neko. Selama sebulan di sini, ia juga makan di sini karena sudah saya anggap keluarga sendiri, sehingga saya kaget dengan peristiwa itu," tutur dia.
Saifudin (44), ayah korban mengaku tak tahu penyebab anaknya sampai nekat menenggak solar oplosan dengan oli bekas tersebut.
Selama ini anaknya juga tak pernah cerita apa-apa. Bahkan terlihat biasa-biasa saja seperti tak punya masalah.
"Saya heran, wong dia mengaku kerasan tinggal di pesantren itu. Namun, kenapa kok sampai senekat itu," ungkap Saifudin ditemui di rumahnya, di Dusun Klepon, Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Senin (14/3/2016) siang.
Selama delapan hari dirawat di rumah sakit, kondisi kesehatan anaknya sudah membaik. Sebab, ia sudah tak muntah-muntah lagi, malah sudah bisa diajak ngobrol seperti orang sehat.
"Bahkan, ia sempat pesan ke saya, disuruh menyampaikan minta maaf ke kiainya. Katanya, ia sempat merepotkan. Namun, saya enggak menyangka, di saat ia sudah sehat, kok malah tiada," ujar sang ayah.
Selama kondisi kesehatannya membaik dan bisa diajak ngobrol, Saifudin mengaku memang belum sempat menanyai anaknya, kenapa kok sampai menengak solar.
"Saya enggak tega tanya. Rencana saya, itu akan saya tanyakan kalau dia sudah sehat dan sudah berada di rumah. Engggak tahunya, malah seperti itu," imbuh dia.
Selama sebulan di pesantren itu, korban juga tak cerita apa-apa. Cuma, anaknya mengaku sudah kerasan tinggal di pesantren itu. Katanya, selain bisa mengaji, kalau siang hari, bisa membantu kiainya, yang sedang membangun gedung madrasah diniyah.
"Saya sudah ikhlas atas kejadian ini. Mau bagaimana lagi, wong anak saya sudah tiada. Pak kiainya juga baik dengan keluarga kami," papar dia.
Kapolsek Garum, AKP Rusmin, mengatakan pihaknya belum tahu atas kejadian itu karena memang belum ada laporan. "Rencananya, kami akan datang ke pesantren itu, untuk menanyakan kronologisnya," ujar dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.