Tidak Ingin Kocolongan, Dinkes Ngawi Minta Pemandu Karaoke Tes HIV/AIDS
Dalam inspeksi mendadak (sidak) di tiga rumah bernyanyi itu, Dinkes berhasil mengambil sample darah dari 40 orang pemandu lagu.
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Surya Doni Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NGAWI - Dinas Kesehatan (Dinkes) Ngawi, Jawa Timur (Jatim) tak ingin kecolongan dengan kabar ada pemandu lagu yang terinfeksi HIV/AIDS.
Ini dibuktikan dengan pemeriksaan HIV/AIDS pada pemandu lagu, yang usianya masih belia, atau sekitar 22-27 tahun
"Masalah siapa dan berapa yang terinfeksi, kami tidak bisa membukanya karena kami dibatasi dengan kode etik Voluntary Conseling and Testing (VCT) juga karena menghormati hak azasi manusia," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Linkungan (Kabid P2PL) Dinkes Kabupaten Ngawi, Jaswadi, Sabtu (19/3/2016).
Menurut Jaswadi, dalam inspeksi mendadak (sidak) di tiga rumah bernyanyi itu, Dinkes berhasil mengambil sample darah dari 40 orang pemandu lagu.
"Baru 60 persen saja dari jumlah pemandu lagu di tempat hiburan malam karaoke Ngawi," katanya.
Ia menjelaskan ada kendala teknis saat sidak yakni ada pemandu yang takut diambil darahnya, ada kendala lampu penerangan yang kurang terang.
Kegiatan ini juga tidak bisa dilakukan siang hari karena karaoke masih tutup.
Menurut Jaswadi, sifilis dan gonore, gejala maupun penyakit dan obatnya sudah banyak masyarakat yang mengetahui, namun penyakit sosial chlamydia yang juga disebabkan virus masih asing.
Apalagi penyakit ini gejalanya tidak terasa dan tidak ada tanda tanda layaknya sifilis dan gonore.
"Chlamydia atau klamidia adalah jenis penyakit seksual umum yang disebabkan oleh bakteri Klamidia trachomatis. Beberapa orang tidak merasakan gejala sama sekali, jadi penularan bisa terjadi tanpa disadari oleh orang yang sudah terinfeksi,"kata Jaswadi.
Dikatakan Jaswadi, seandainya diketemukan pemandu lagu yang terindikasi HIV/AIDS, Dinkes Kabupaten Ngawi akan melakukan penanganan khusus dan akan melakukan pengawasan bila pemandu lagu terinfeksi itu jatuh sakit.
"Kalau pun ada pemandu lagu yang terinfeksi HIV/AIDS kami akan melakukan penanganan khusus agar si pemandu lagu ini masih bisa tetap kerja.
Tapi bila sudah sakit dan sudah tidak bisa bekerja, kami akan melakukan pengobatan dan pengawasan ketat," tandas Jaswadi.