Mahfud MD: Sarjana Sudah Terlalu Banyak, Jadilah Cendekiawan
Mahfud yang juga sebagai Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI mengatakan ada perbedaan mendasar antara seorang Sarjana dan Cendekiawan.
Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD berpesan agar orang-orang dapat menjadi seorang cendekiawan, bukan seorang Sarjana.
"Di Indonesia Sarjana sudah terlalu banyak, tapi sebaliknya cendekiawan yang kurang, cendekiawan yang menjadi seorang pengabdi kepada masyarakat," kata Mahfud di acara Pelantikan dan Sarasehan Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sulsel, di Ballroom Hotel Grand Clarion Makassar, Minggu (20/3/2016).
Mahfud yang juga sebagai Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI mengatakan ada perbedaan mendasar antara seorang Sarjana dan Cendekiawan.
"Sarjana itu orang yang memiliki kecerdasan dengan bukti selembar kertas bahwa mereka ahli dalam suatu hal. Sedangkan Cendekiawan adalah orang yang punya moralitas dan bertanggung jawab terhadap kecerdasannya, bukan cuma otanknya yang tajam tapi hatinya juga mulia," jelas dia.
Mahfud menjelaskan, dari Undang-Undang 1945 tertera jelas bahwa tujuan negara adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan mencerdaskan otak manusia.
"Di Indonesia, sekitar 83 persen koruptor adalah Sarjana, kenapa seperti itu, karena mereka tidak memiliki sikap kecendekiawanan, hanya otaknya yang cerdas tapi tidak hatinya," pungkasnya.
Untuk itu, Mahfud meminta kepada seluruh anggota KAHMI agar turut berpartisipasi dalam upaya memajukan bangsa dalam bentuk pengabdian.
"KAHMI berpotensi untuk membesarkan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Ini adalah tanggung jawab KAHMI untuk melahirkan cendekiawan yang kelak akan menjadi pengabdi kepada masyarakat," tutup dia. (*)