Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mangku Pastika Resah Banyak Sarjana Pilih Jadi Tenaga Kerja Kontrak

Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan, setiap tahun sekitar puluhan ribu mahasiswa di Bali yang menjadi Sarjana.

Penulis: I Made Ardhiangga
Editor: Sugiyarto
zoom-in Mangku Pastika Resah Banyak Sarjana Pilih Jadi Tenaga Kerja Kontrak
Istimewa
Gubernur Bali I Made Mangku Pastika 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR-‎ Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan, setiap tahun sekitar puluhan ribu mahasiswa di Bali yang menjadi Sarjana.

Ironisnya, dengan begitu besrnya sarjana masih saja banyak pengangguran di Bali. Bahkan, untuk mendapat kerja sarjana-sarjana itu datang ke orang nomor satu di Bali itu meminta menjadi tenaga kontrak.

"Itu yang membuat saya pedih. Mereka (Sarjana) membawa ijazah minta tenaga kontrak, minta kerjaan," katanya, Minggu (27/3/2016).

Mantan Kapolda Bali itu mengaku,  kondisi ini menjadi pertanyaan besar bagi pemerintah. Kenapa dengan banyaknya tenaga kerja, malah memilih tenaga kontrak.

Sementara itu, Politisi Partai PDI Perjuangan, Nyoman Dhamantra menyatakan, apa yang disampaikan oleh Gubernur Bali seharusnya kembali kepada dirinya sebagai pemegang tampuk jabatan tertinggi di Bali.

Sebab, persoalan pendidikan itu seharusnya tidak dikembalikan atau menjadi pertanyaan ke masyarakat.

BERITA TERKAIT

"Ya itu, seharusnya Pemerintah hadir di situ. Tapi bukan dengan cara transmigrasi dan juga reklamasi. Itu bukan menjadi solusi. Malahan, itu akan meminggirkan masyarakat Bali," ucap Dhamantra ketika dikonfirmasi terkait hal itu.

"Makanya, seharusnya ada solusi-solusi yang berdaya saing buat masyarakat. Dan investasi itu yang membuat pemberdayaan di masyarakat, bukan meminggirkan," imbuhnya.

Menyangkut hal itu, salah seorang warga dari Nusa Penida seakan mengamini apa yang disampaikan warga Nusa Penida.

Warga itu menyatakan, bahwa dirinya merupakan orang yang sudah melang-lang buana ke luar negeri. Dan jutaan dolar yang sudah dia hasilkan dari luar negeri.

Ironisnya, pernyataan itu malah membuat dia sakit secara naluriah sebagai orang Bali. Sebab, meski dengan banyak harta dia miskin di tanahnya sendiri, dan harus pergi dari tanah leluhurnya.

"Saya ini korban pak Gubernur. Dan saya tidak mau ini terjadi ke warga lainnya. Cukup saya yang jadi korban karena miskin di tanah saya sendiri. Jangan ada orang lain yang menjadi transmigran seperti saya," tegasnya. (ang).


Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas