Pasukan TNI Berkumpul di Tarakan, Laksma TNI Wahyudi: Bukan Untuk Pembebasan Sandera
Menurut Wahyudi, pergeseran kekuatan TNI sebenarnya difokuskan pada agenda rutin pelatihan bersama.
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, TARAKAN - Keberadaan kelompok penyandera 10 orang WNI di Filipina telah diketahui berikut lokasi penyanderaan. Menyusul informasi tersebut, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku siap bila TNI nantinya diminta membantu angkatan bersenjata Filipina.
Ia pun terus memantau dan berkoordinasi dengan pihak Filipina.
Ketika ditanyakan, apakah benar TNI sudah menyiapkan pasukan di pangkalan TNI AL Tarakan, Panglima TNI mengatakan, semua personel TNI siap di Tarakan.
"Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI di sana sedang melakukan persiapan kegiatan latihan setiap tahun. Dimana tempat latihannya, itu tergantung saya," jelas Jenderal bintang empat ini.
Di Tarakan, Komandan Lantamal XIII Tarakan, Laksamana Pertama TNI Wahyudi HD mengungkapkan keberadaan pasukan TNI di Tarakan bukan dalam rangka misi penyelamatan pembebasan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.
Menurut Wahyudi, pergeseran kekuatan TNI sebenarnya difokuskan pada agenda rutin pelatihan bersama.
Bulan ini lanjutnya, Kota Tarakan dipilih sebagai lokasi latihan gabungan TNI, baik TNI AD, AL, dan AU. Pelatihan ini dilakukan setiap tahun.
"Tidak benar jika pasukan difokuskan untuk melakukan pembebasan sandera," ujar Wahyudi sekaligus mengklarifikasi pernyataan sebelumnya di depan wartawan.
Wahyudi menambahkan, latihan bertujuan untuk meningkatkan persatuan dan kekuatan pertahanan dan ketertiban negara. Mengasah profesionalitas kekuatan utama keberhasilan militer negara.
"Latihannya ada pemenuhan kebutuhan dukungan logistik bahan bakar, air tawar, minyak pelumas dan bahan bakar," ujarnya.
Semua personel TNI yang ikut pelatihan difasilitasi secara memadai. Sebagai langkah keberhasilan pelatihan, pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan lembaga terkait demi memudahkan pengawasan.
Sementara, pantuan Tribun di Bandara Internasional Juwata, Rabu (30/3) sekitar pukul 11.30 Wita terlihat beberapa personel Brimob Mabes Polri turun dari pesawat Lion Air yang membawanya dari Jakarta.
Informasi yang diterima Tribun, mereka adalah pasukan dari Satgas Pembebasan Sandera yang dikirim Mabes Polri. Sedikitnya ada 52 personel terdiri 37 personel Brimob, 6 Bareskrim, 7 Intel dan 2 Humas. Kedatangan pasukan Satgas Pembebasan Sandera disambut hujan deras.
Pasukan ini tidak menggunakan seragam resmi, melainkan pakaian bebas sipil. Mereka turun melalui terminal VIP Room.
Ketika Tribun mencoba mengonfirmasi terkait keberadaan puluhan personel Brimob di Tarakan, Waka Brimob Brigjen Pol Anang Revandoko enggan berkomentar. Dia hanya melempar senyum sambil mengacungkan jempol tangan kanannya. (tribun kaltim/m04/jnh)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.