Biar Dikata Orang Kota, Orang Desa Malah Terjerumus Narkoba
Biar dianggap orang kota, warga desa mulanya coba-coba narkoba lalu ketagihan.
Penulis: Monica Felicitas
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Monica Felicitas
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Terdorong rasa iba dan keprihatinan mendalam melihat remaja terlibat mengonsumsi narkoba, Della Vega Sari Yuniar Putri (20) terpanggil menjadi kader antinarkoba.
Perempuan bertudung dan berkulit putih itu satu dari 40 mahasiswa yang dilantik oleh BNN Jawa Timur sebagai kader antinarkoba di kampusnya, STIE Perbanas Surabaya, Jawa Timur, Jumat (1/4/2016).
Tak sedikit teman-temannya di Tuban banyak menggunakan narkoba jenis ekstasi membuat Della sedih. Ketika tawaran menjadi kader antinarkoba yang digagas STIE Perbanas dan BNN Jatim datang, Della langsung menerimanya.
Semakin sadar akan bahayanya, Della mulai menambah pengetahuan dan keterampilannya soal narkoba dan damapkanya untuk kemudian ia sosialisasikan di Tuban.
"Penggunanya masih sangat belia, antara 16 sampai 20 tahun. Mungkin beberapa mereka kaget, datang dari desa masuk ke kota. Ingin kelihatan kota, malah menjerumuskan diri sendiri," kata dia kepada Surya.
Yang membuat Della miris, di kota tempat asalnya belum ada panti rehabilitasi, sementara pengguna narkoba banyak.
Dalam waktu dekat, Della dan kader antinarkoba lainnya ingin membuat penyuluhan di kampus dan sejumlah sekolah menengah atas di Surabaya lewat games menarik, agar pesan soal bahaya narkoba tersampaikan baik kepada pendengar.
"Kami juga akan mengadakan pembelajaran bagi anak-anak marginal bertajuk, 'Save Street Child Surabaya,' untuk memberikan pemahaman bagi adik-adik yang tidak memiliki orangtua. Kalau bukan kita siapa lagi," ujar Ketua Kader Antinarkoba STIE Perbanas itu.
Sebagai kader antinarkoba, Della dan teman-temannya punya tanggung jawab menggelar pelatihan, mendukung gerakan antinarkoba, melakukan tes urine, dan lain sebagainya.
Destina Kawanti, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat BNN Jatim, mengatakan pemberantasan narkoba memang harus menyinergikan semua kalangan, termasuk civitas akademika.
"Dari sekian orang yang menyalahgunakan narkoba mendapat permasalahan dari dunia kerja, entah di dunia kerja atau berumah tangga. Artinya kampus membekali mahasiswanya agar tidak terjerumus narkoba," kata Destina.
BNN Jatim ke depan akan mengutamakan dan memetakan wilayah penyebaran pengguna narkoba, termasuk mengadakan forum rektor di Jawa Timur untuk urun rembuk bagaimana kampus dan alumninya kebal terhadap narkoba.
Destina tak memungkiri BNN Jatim lemah untuk data tapi akan selalu memutakhirkannya. "Karena memang semunya butuh anggaran dan tim untuk penelitian di tingkat provinsi," kata Destina.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.