Repotnya Para Guru Mengajarkan Permainan Tradisional kepada Murid TK Islam Mutiara Ibunda
Anak-anak terlihat sangat antusias mencoba beragam mainan tradisional yang disiapkan guru dan kepala sekolahnya.
Penulis: Muh Radlis
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Radlis
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Tawa riang dari bocah-bocah KB-TK Islam Mutiara Ibunda terdengar saling bersahutan di lapangan volly Kelurahan Bulu Lor, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Selasa (12/4/2016).
Mereka terlihat sangat antusias mencoba beragam mainan tradisional yang disiapkan guru dan kepala sekolahnya.
Satu persatu dari 105 anak didik dari KB-TK Islam Mutiara Ibunda mencoba permainan tradisional yang sebelumnya belum pernah mereka mainkan. Mulai dari gasing, batuk kelapa, dakon, engklek dan sublak suweng.
Murid TK Islam Mutiara Ibunda menjajal permainan tradisional, Selasa (12/4/2016).
Para pengajar dan kepala sekolah pun terlihat kerepotan mengajarkan permainan tradisional tersebut kepada anak-anak yang berusia antara tiga hingga enam tahun itu.
"Ini baru pertama kali mereka main permainan tradisional," kata kepala sekolah KB-TK Islam Mutiara Ibunda, Nur Komariyah.
Nur mengatakan, kegiatan wahana permainan tradisional bagi anak didiknya itu merupakan satu rangkaian kegiatan peringatan Hari Kartini.
"Rangkaian peringatan Hari Kartini, sekaligus membuat wahana agar anak-anak mengenal permainan tradisional," katanya.
Murid TK Islam Mutiara Ibunda menjajal permainan tradisional, Selasa (12/4/2016).
Menurutnya, saat ini anak-anak sudah semakin banyak yang tidak tahu permainan tradisional akibat perkembangan teknologi.
"Itu menjadi satu kekhawatiran, muatan lokal sudah mulai terlupakan. Makanya kami galakkan lagi, kami ingin ada permainan yang lebih sehat dan tidak melupakan budaya. Permainan tradisional ini bagian dari muatan lokal," katanya.
Murid TK Islam Mutiara Ibunda menjajal permainan tradisional, Selasa (12/4/2016).
Selain memperkenalkan permainan tradisional kepada anak didik, Nur juga menerapkan penggunaan Bahasa Jawa setiap hari Kamis dalam proses belajar mengajar.
"Kalau permainan tradisional ini baru pertama kali, tapi setiap hari Kamis kami terapkan penggunaan Bahasa Jawa dalam proses belajar mengajar," ujarnya.