Resmi! Politeknik St Paulus Surakarta Tandatangani Mou dengan Tiongkok
Politeknik St Paulus merupakan satu dari 70 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia yang melakukan kerjasama dengan universitas tersebut.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Politeknik St Paulus, Surakarta melakukan kerjasama dengan Universitas Chengdu, Provinsi Sechuan, Tiongkok dalam bentuk penandatanganan MOU, di Bekasi, di Kampus STMIK Bina Insani Bekasi, Minggu (17/4/2016).
Berdasar rilis yang masuk ke redaksi Tribunnews.com, kerjasama yang dijembatani SEAMOLEC (South East Asia Ministers of Education for Open Learning Center) tersebut meliputi Program Gelar Ganda (Double Degree Program), Pemagangan dan Penempatan Kerja bagi para lulusan Politeknik St Paulus Surakarta.
David Maharya Ardyantara, Direktur Pengembangan dan Kerjasama Politkenik St Paulus menjelaskan, penandatanganan tersebut, Universitas Chengdu diwakili oleh Zhang Dongye selaku International Division dan Zhang Ziaoqian selaku Direktur Chengdu Textile College.
Politeknik St Paulus merupakan satu dari 70 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia yang melakukan kerjasama dengan universitas tersebut.
Ke-70 perguruan tinggi sepakat untuk membentuk konsorsium dan juga China Corner.
Terkait dengan konsorsium, Politeknik St Paulus Surakarta ditunjuk sebagai koordinator untuk wilayah Solo Raya yang dikoordinasi oleh Kandi Firman Said, IT Head Politeknik St Paulus, Surakarta.
Konsorsium meliputi business center, Care Giver (Pengasuh Lansia) dan industri kreatif.
Sementara China Corner dibentuk sebagai jembatan maya dalam transfer ilmu serta teknologi dari perguruan tinggi Tiongkok dan Indonesia.
“Kerjasama ini dilatarbelakangi dengan munculnya Tiongkok sebagai negara terkuat kuat di Asia di samping Jepang dan Korea Selatan khususnya dalam bidang teknologi, investasi serta tenaga ahli."
"Tiongkok dengan jumlah penduduk 1,6 miliar dengan rata-rata jumlah 20.000 mahasiswa untuk tiap perguruan tinggi."
"Dan, setiap tahunnya Tiongkok mengirim 40.000 mahasiswa ke seluruh penjuru dunia untuk menuntut ilmu. Hal tersebut dijadikan acuan bagi peningkatan mutu dan kualitas tata kelola akademik oleh Politeknik Santo Paulus Surakarta,” ujar David.
David menjelaskan lebih lanjut, kerjasama dengan Tiongkok ini diperlukan dan relevan bagi perguruan tinggi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) serta dalam menghadapi persaingan dengan Perguruan Tinggi Asing yang mulai masuk Indonesia pada 2017.(*)