Laporan Wartawan Surya Neneng Uswatun Hasanah

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya berinovasi menciptakan pengusir nyamuk herbal menggunakan ekstrak kulit durian dan bunga kenanga menjadi anti nyamuk elektrik.

Tak hanya dua bahan itu, mereka juga memanfaatkan buah pinang sebagai lotion dan tetes air pembunuh jentik nyamuk Aedes Aegypti.

Pengusir nyamuk herbal ini dilatarbelakangi adanya peningkatan kasus demam berdarah yang terjadi tahun 2014 lalu.

Mereka mendemonstrasikan proses pembuatan di kampus UM Surabaya, Rabu (20/4/2016) siang.

Holisatul Nisa, Lihabi, Cintya, Suseno, dan lslam Mulyadin dari Program Studi Analis Kesehatan mencoba memanfaatkan bahan alami yang memiliki khasiat setara dengan bahan kimia yang biasa digunakan untuk produk pengusir nyamuk.

"Minyak atsiri yang ada di kulit durian bisa mengusir hingga membunuh nyamuk. Minyak atsiri itu juga mudah menguap dan mengedarkan aroma yang tidak disukai nyamuk itu ke ruangan yang dipasangi anti nyamuk elektrik itu," jelas Lihabi.

Dibimbing Siti Mardiah SSi MKes, mereka mengekstrak bahan-bahan alami tersebut dengan cara destilasi.

Pembuatannya pun tidak membutuhkan waktu yang lama, yaitu hanya satu hari.

"Ekstraknya tidak lama, tapi penelitian ini kami lakukan sudah satu tahun untuk menemukan bahan dan kadar yang pas," papar Cintya.

Untuk anti nyamuk elektrik dari ekstrak kulit durian dan bunga kenanga yang dipasangkan pada lampu tidur, sudah dilakukan pengujian dan terbukti cukup ampuh.

"Anti nyamuk dipasang di ruangan, kurang dari satu jam nyamuknya sudah mati," katanya.

Sedangkan lotion dan tetes air pembunuh jentik nyamuk Aedes Aegypti dari buah pinang juga mampu mematikan dan mengusir nyamuk.

"Tetes air pembunuh jentik diteteskan pada satu bak air, larva nyamuk akan mati," tambahnya.

Meski sudah terbukti ampuh, namun mereka masih akan mengembangkan lagi karya mereka itu agar bisa membunuh dan mengusir nyamuk lebih cepat.