Detik Menegangkan! Manfaatkan Situasi, Ini Cara Cerdas Yohanis Lolos dari Sergapan Abu Sayyaf
Saat dikumpulkan, seorang anggota kelompok Abu Sayyaf melihat handphone Yohanis dalam kantong celana. Handphone Yohanis pun langsung diambil.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Yohanis Serang, salah satu awak kapal (ABK) TB henry yang selamat dari sergapan kelompok bersenjata Abu Sayyaf tidak henti‑hentinya mengucapkan syukur kepada Tuhan.
Yohanis bersama empat ABK lainnya berhasil menyelematkan diri dari kepungan kelompok Abu Sayyaf saat pembajakan di perairan Filipina-Malaysia.
"Saya sangat bersyukur sekali sama Tuhan bisa selamat dari kelompok bersenjata Abu Sayyaf."
"Ini jalan Tuhan saya bisa selamat dan saya diberikan kesempatan sama Tuhan untuk bertemu dengan anak‑anak dan istri saya," ungkap Yohanis saat ditemui Tribun di rumahnya, Sabtu (23/4/2016).
Peristiwa itu tentunya sangat mengerikan bagi Yohanis dan para ABK TB Henri. Mungkin tidak akan pernah dilupakan.
Di hadapan sejumlah wartawan yang mendatangi rumahnya di Jl Aki Balak RT 61 Kelurahan Karang Anyar, Tarakan Barat, Yohanis menceritakan kejadian pembajakan kelompok Abu Sayyaf di Kapal TB Henry yang menarik tongkang Cristi.
Ketika itu, menjelang senja malam sekitar pukul 18.30 Wita, Kapal TB Henry dengan kecepatan 40 knot segera berlabuh melewati perjalananan perairan Filipina‑Malaysia atau sekitar Tawi‑Tawi. Kapal yang tidak bermuatan ini dalam perjalanan dari Filipina menuju Tarakan,Kaltara.
Di dalam Kapal TB Henry terdapat 10 awak kapal. Mereka saat itu ada sedang isirahat di kamar.
Ada juga yang mandi, mencuci pakaian, nonton televisi, makan hingga membuat kopi di dapur. Saat itu posisi Yohanis Serang membuat kopi di dapur.
Usai membuat kopi, Yohanis naik ke dek kapal untuk mengambil pakaian yang dijemur.
Nah saat naik di dek kapal, dari lambung kiri kapal, terlihat ada speedboat yang mendekati kapalnya.
"Melihat ada kapal yang mendekat saya teriak sama teman‑teman, 'ada Abu Sayyaf, ada Abu Sayyaf'. Tapi teman‑teman di kapal tidak percaya kalau ada kelompok Abu Sayyaf."
"Beberapa teman langsung naik ke atas. Saat itu tiba‑tiba lima orang bersenjata laras panjang sudah naik ke kapal," tuturnya.
Lima orang yang membawa senjata laras panjang dengan pakaian loreng tua warna agak pudar tanpa penutup wajah bicara dengan logat Melayu.